Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo akan menghadiri deklarasi Hari Santri di Masjid Istiqlal, Jakarta. Pendeklarasian tersebut adalah bagian dari janji kampanye Jokowi dan Jusuf Kalla pada Pemilihan Presiden Juli 2014.
Hari Santri ditetapkan untuk menghormati perjuangan kelompok santri yang tak lepas dari upaya meraih kemerdekaan Republik Indonesia. Perjuangan ketika itu tak hanya dengan mengangkat bambu runcing, tetapi juga melalui perjuangan tokoh-tokoh Islam seperti Hasyim Asyari, Ahmad Dahlan, dan HOS Cokroaminoto.
Keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Presiden Jokowi, karena menjadikan Hari Santri bertepatan dengan hari resolusi jihad.
"Kita berterima kasih kepada Pak Presiden yang menerima usulan untuk menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri bertepatan dengan resolusi jihad. Jangan lupa bahwa jihad itu adalah membela Tanah Air," ujar Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ma'ruf Amin di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Menurut Ma'ruf, bagi santri membela Tanah Air itu sudah dari kecil dan prinsip hubbul wathan minal iman (cinta Tanah Air sebagian dari iman).
"Ketika negara, tantangan dan bahaya, dengan seruan, maka santri sudah tidak memperhitungan hidup atau mati untuk jihad (membela Tanah Air)," ungkap dia.
Sementara itu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar memuji langkah pemerintah tersebut. "Tentu kita berterima kasih kepada Pak Jokowi, pemerintah menghargai sejarah dan mengakui eksistensi para pejuang santri," tutur pria yang akrab disapa Cak Imin itu.
Cak Imin mengatakan, walaupun ada yang menolak Hari Santri, banyak juga menyetujui adanya hari tersebut.
"Bukan banyak (yang menolak). Hanya 1 yang menolak. Seluruh ormas Islam mendukung semua," pungkas Muhaimin. (Mvi/Sun)*
Hari Santri 22 Oktober, NU Ucapkan Terima Kasih pada Jokowi
Menurut Ma'ruf, bagi santri membela Tanah Air merupakan prinsip hubbul wathan minal iman.
diperbarui 22 Okt 2015, 14:33 WIBRois Am PBNU terpilih, KH Ma'ruf Amin (kiri), Ketua PBNU terpilih, KH. Said Aqil Siradj (tengah) dan Ketua Panitia Daerah Muktamar NU ke-33 Saifullah Yusuf saat penutupan Muktamar NU di Jombang, Jawa Timur, Kamis (6/8/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Wapres Gibran Rakabuming Jenguk Bayi Bernama Gibran yang Lahir di Pos Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
Kemenhub Tak Bisa Pastikan Kapan Harga Tiket Pesawat Bisa Turun
200 Nama Bayi Perempuan Islam dalam Al-Qur’an dan Artinya, Bisa Jadi Referensi
Prabowo Tegaskan APEC Harus Jadi Jembatan Ketahanan, Inovasi, dan Inklusi
Penembakan Misterius Pesawat Southwest Airlines di AS, Siapa Dalangnya?
Momen Akrab Prabowo dengan Joe Biden hingga Xi Jinping Saat Gala Dinner KTT APEC di Peru
Tren Waralaba Makanan dan Minuman Kian Menggeliat, Ini Buktinya
Tersangka Pembunuh Adik Kandung dan Keponakannya di Surabaya Terancam Hukuman Mati
Dampingi Cawagub Emil, Wahono-Nurul Senam Gaspol Bersama Ribuan Masyarakat Bojonegoro
4 Zodiak yang Ambisinya Didorong oleh Kesuksesan Karier Orang Tua
Cek Fakta: Tidak Benar Link Pencairan KIS BPJS Kesehatan Rp 600 Ribu - Rp 1,2 Juta
Fakta Unik Karedok, Kuliner Sunda Berbahan Dasar Sayuran