Liputan6.com, Pekanbaru - Kabut asap yang menyelimuti Riau terutama dalam dua bulan terakhir juga memberi dampak positif. Asap di jalanan 'memaksa' pengguna jalan lebih disiplin berlalu lintas.
"Pekatnya asap membuat kesadaran pengguna jalan semakin tinggi. Masyarakat lebih berhati-hati lantaran jarak pandang pendek," kata Direktur Lalu Lintas Polda Riau Kombes Pol Guritno Wibowodi Pekanbaru, Kamis (22/10/2015).
Advertisement
Selama kabut asap ini, pengendara lebih ekstra hati-hati dalam mengendarai sepeda motor dan mobil. Lampu-lampu juga dihidupkan pengendara lalu lintas untuk menerangi jalan.
"Artinya ada kesadaran warga untuk semakin berhati-hati dan melaju dengan kecepatan yang terkendali," urai alumnus Akpol tahun 1992 ini.
Di satu sisi, Guritno menambahkan, kabut asap juga meningkatkan kerawanan kecelakaan lalu lintas. Buruknya jarak pandang membuat pengguna jalan kesusahan melihat pengendara lainnya dari arus yang berlawanan.
"Meski demikian, angka kecelakaan lalu lintas sejak kabut asap ini tidak terjadi secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari grafik kecelakaan yang terdata di Polda Riau," ujar dia.
Untuk menekan kecelakaan lalu lintas, Polda Riau selama 2 pekan ke depan bakal menggelar Operasi Zebra. Operasi dimulai dari tanggal 22 Oktober hingga 4 November 2015.
"Sasarannya adalah pelanggar lalu lintas yang berpotensi menyebabkan kecelakaan," ungkap Guritno.
Sebelumnya, jajaran Polda Riau sudah menggelar apel Operasi Zebra di bawah pekatnya asap. Kegiatan dipimpin langsung Kapolda Brigjen Dolly Bambang Hermawan.
Data di Mapolda Riau menunjukkan sepanjang tahun ini angka kecelakaan di Riau ada 1.054 kasus, di mana 456 orang meninggal dunia, 703 orang luka berat serta 2.223 orang luka ringan.
Kecelakaan paling banyak terjadi Kota Pekanbaru dengan 174 kasus, diikuti Siak 139 kasus, Kampar, dan Pelalawan dengan masing-masing 122 kasus, dan Rohil 107 kasus. (Hmb/Ans)