Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan mencatat setidaknya ada 500 kasus baru Infeksi Pernapasan Akut atau ISPA di 6 provinsi akibat kabut asap kebakaran hutan.
Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, Ahmad Yurianto mengatakan keenam provinsi tersebut yakni Kalimantan Tengah 52.213, Riau 65.232, Jambi 90.747 (Sejak Agustus 2015 ), Sumatera Selatan 101.332 (Sejak Agustus 2015), Kalimantan Barat 43.477, Kalimantan Selatan 97.430.
Advertisement
Menteri Kesehatan Nila Moeloek meminta semua pihak untuk bekerjasama dalam membantu musibah kebakaran hutan ini.
"Kami memberikan pelayanan kesehatan 24 jam dengan membuka posko di lokasi yang membutuhkan. Kami juga telah membagikan 33,8 ton alat medis, seperti obat, masker, oksigen, dan sumber daya kesehatan lainnya," katanya, saat temu media di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
"Ini tidak bisa dibiarkan, darurat kesehatan. Kami sudah minta gubernur untuk tanggap supaya kami dapat mmbantu," tegasnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, kebakaran hutan dan lahan masih meluas. Tercatat 2.742 hotspot di Indonesia, dengan masing-masing Papua 744 hotspot, Sumatera Selatan 703, Kalimantan Tengah 462, Kalimantan Barat 290, dan Kaltim 153.
Asap pekat juga masih mengepung Sumatera, Kalimantan dan sebagian Papua. Jarak pandang tadi pagi, Padang 1.200 m, Pekanbaru 50 m, Jambi 700 m, Palembang 1.000 m, Pontianak 400 m, Ketapang 300 m, dan Palangkaraya 100 m.
"Kualitas udara sebagian besar daerah di Riau, Jambi, Kalbar dan Kalteng pada level berbahaya. Hal ini terpantau dari indeks kualitas udara (PM10) di Pekanbaru 600 ugr/m3 Berbahaya, Jambi 712 Berbahaya, Palembang 316 Sangat Tidak Sehat, Pontianak 555 Berbahaya, Banjarbaru 121 sedang, Samarinda 178 tidak sehat, dan Palangkaraya 1.496.
Palangkaraya, Jambi dan Pekanbaru nyaris terisolir selama lebih dari 2 bulan karena terkepung asap," tutur Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.