Liputan6.com, Palangkaraya - Kabut asap dari kebakaran hutan seluas ratusan ribu hektare di 3 kabupaten di Sumatera Selatan hingga kini belum berakhir. Kabut asap membuat banyak orang terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (23/10/2015), pekatnya kabut asap bahkan menyebakan korban meninggal dunia. Salah satunya adalah Latifah Ramadhani.
Advertisement
Bocah berusia 1 tahun 3 bulan itu diduga meninggal dunia karena kabut asap 2 pekan lalu. Namun, Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin membantah jika warganya meninggal dunia semata-mata karena kabut asap.
Sementara itu, seorang aktivis orang utan Chanee Kalawit mengundang simpati publik dunia maya setelah menunggah video berisi pesan kepada Presiden Joko Widodo.
Pada video berdurasi 3 menit 15 detik itu, Chanee menyampaikan kemarahannya karena anaknya menderita ISPA akibat kabut asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
"Pesan kepada Presiden Joko Widodo. Saya marah tidak hanya karena anak saya kena ISPA seperti ratusan anak lain. Saya marah tidak hanya karena ribuan orang sesak napas dan menangis sambil berdoa dapat melihat matahari lagi. Saya marah tidak hanya karena alam dan hutan Kalimantan dihancurkan," ungkap Chanee dalam videonya.
Di bagian lain Chanee mengkhawatirkan maraknya tindakan intimidasi serta mengkritik rencana Presiden Jokowi membangun kanal yang dianggap akan menjadi alasan baru pembakaran hutan.
"Kanal-kanal yang dibikin sesuai perintah Bapak akan mengeringkan hutan dan akan memastikan lahan akan semakin gampang untuk dibakar. Pak Presiden saya marah tetapi tidak hanya sebagai aktivis lingkungan, saya marah sebagai ayah, suami, dan seseorang yang sungguh mencintai negeri ini," lanjut Chanee.
Chanee Kalawit merupakan warga Perancis yang sudah 3 tahun menjadi WNI setelah 17 tahun tinggal di Kalimantan. Chanee bahkan mendirikan lembaga yang peduli dengan satwa dilindungi seperti orang utan, siamang, dan owa. (Vra/Bob)