Liputan6.com, Damaskus - Pada 20 Oktober 2015 lalu, telah terjadi kesepakatan wilayah udara Suriah antara AS dan Rusia. Kedua negara ini menandatangani sebuah nota kesepakatan bersama yang mengatur seluruh pesawat dan penerbangan drone.
Hal ini merupakan langkah penting untuk menghindari tabrakan di langit Suriah.
Advertisement
Namun yang terjadi, pada saat penandatanganan berlangsung, sebuah drone AS MQ9-Reaper melintasi udara Suriah. Keberadaan pesawat tanpa awak direkam oleh pilot pesawat tempur milik Rusia. Baca: AS dan Rusia Sepakati Aturan Keselamatan Udara di Suriah
Dalam rekaman dari dalam kokpit, jet Rusia melintasi drone Reaper dengan cepat di bawah sayap kanan pesawat tempur itu. Lalu, pilot mengitari wahana tanpa awak itu.
'Insiden' itu berlangsung saat AS dan Rusia sedang membahas perjanjian wilayah udara. AS juga telah meminta pilotnya untuk jaga jarak setidaknya 20 mil dengan pesawat Rusia. Berikut rekaman selengkapnya:
Sehari sebelum pencegatan itu terjadi, AS telah mawanti-wanti pilotnya untuk tidak bereaksi atas agresivitas pesawat milik Rusia di AS.
Pentagon juga telah memastikan bahwa beberapa kali insiden terjadi saat drone dan jetnya sedang berada di udara Suriah dihadang oleh Moskow.
Menurut salah seorang konsultan penerbangan, Stephen Ganyard, penghadangan yang dilakukan oleh jet Rusia bukanlah sebuah serangan.
"Jet Rusia melakukan kontrol penghadangan, dan itu rutin," tutur Ganyard kepada ABCNews, 20 Oktober 2015.
"Pilot-pilot kami sering mendapat kontak visual, tidak hanya jet milik AS, tapi juga drone, termasuk juga serangan roket dari Suriah," demikian pernyataan dari Kementerian Pertahanan Rusia.
Juru bicara Pentagon, Peter Cook mengatakan penghadangan seperti yang dilakukan Rusia adalah dasar MoU dibuat.
"Kru kami akan tetap terbang dengan profesional, dan dengan MoU, diharapkan Rusia juga melakukan hal yang sama termasuk mematuhi protokol," kata Cook.
Kendati demikian, pencegatan tersebut berlangsung tanpa insiden yang berarti. (Rie/Tnt)