Eat Travel Write, Jalan dan Makan Seharian di Kuala Lumpur

Sadar akan pentingnya peran onliner, Malaysia punya banyak gelaran tahunan. Satu diantaranya bernama Eat, Travel, Write.

oleh Irna Gustiawati diperbarui 23 Okt 2015, 16:00 WIB
(Dataran Merdeka Kuala Lumpur/Irna)

Liputan6.com, Jakarta Memanfaatkan jejaring sosial sebagai media promosi pariwisata mulai rajin digunakan pemerintah Malaysia. Melalui Kementerian Wisata dan Budaya (Ministry of Tourism and Culture), negeri jiran ini gencar berselancar di dunia maya demi menjual wisatanya ke penjuru dunia.

Sadar akan pentingnya peran onliner seluruh dunia, Malaysia punya banyak gelaran tahunan. Satu diantaranya bernama Eat, Travel, Write. Nama yang terinspirasi dari film Eat Pray Love.

 

(Dataran Merdeka Kuala Lumpur/Irna)

Program Eat Travel Write (ETW) terutama melibatkan blogger baik dari Malaysia sendiri maupun dari luar negara. Yang tak luput diajak adalah agen travel dan media dari mancanegara dengan menekankan para partisipan yang diundang akan menyebarkan info ETW lewat media sosial.

“Setelah berkunjung ke beberapa objek wisata dan mencicipi kuliner khas Malaysia, kita berharap semua partisipan menyebarkan lewat media sosial selain artikel melalui blog atau media,” kata Datuk Rashidi Hasbullah, Deputy Secretary General Tourism dari Ministry of Tourism and Culture.

(Pembukaan Eat Travel Write Kuala Lumpur/Irna)

 

Untuk tahun ini, hajatan ETW telah digelar dua kali yakni Mei 2015 dan 17 Oktober 2015. Pada bulan Oktober ini, gelaran ETW berbarengan dengan acara puncak Citra Warna 2015. Citra Warna adalah pagelaran budaya Malaysia yang tahun ini dilaksanakan di panggung terbuka di Dataran Merdeka.

Menarik memang melihat cara Malaysia menggenjot sektor pariwisatanya. Jika beberapa tahun lalu Malaysia menggunakan cara promosi seperti iklan TV, Media Cetak, menjadi sponsor acara besar, sekarang menggandeng para onliner seluruh dunia untuk menikmati festival dan acara budayanya.

Tidak kurang 18 negara yang mewakili media dan blogger diundang ke acara ETW dan malam puncak Citra Warna 2015. ASEAN dan negara Asia adalah tamu yang wajib diundang. Tak cuma tetangga, Negara Nepal dan Bhutan yang mungil dan nun jauh di kaki Himalaya pun dianggap strategis untuk promosi Malaysia.

 

(Dataran Merdeka Kuala Lumpur/Irna)

Tak banyak waktu yang diberikan ke para tamu mancanegara ini. Undangan hanya berkeliling seharian di Kuala Lumpur, mulai dari pembukaan ETW hingga larut malam di penutupan Citra Warna 2015. Walau tak banyak tempat yang dikunjungi, diharapkan semua yang diundang menuliskan pengalamannya di media tempatnya bekerja atau media sosial.

Malaysia seperti terbiasa mengundang tamu mancanegara, walau sekedar untuk datang ke negaranya dalam tempo singkat. Tentu saja itu bisa dilakukan. Karena Malaysia menganggap tidak ada tempat yang jauh di negeri itu, semua bisa didatangi dalam waktu cepat, kalau pun ke luar kota hanya butuh waktu 2-4 jam saja.


Eat Travel Write 2015

Music Museum

Acara ETW 2015 dipusatkan di Dataran Merdeka, tempat bersejarah yang dulunya menjadi saksi Malaysia memproklamirkan Kemerdekaannya dari Kolonial Inggris pada 30 Agustus 1957.

Di Dataran Merdeka, usai pembukaan ETW, Datuk Rashidi Hasbullah mengajak tamu untuk masuk Music Museum yang ditulis dalam kalimat Muzik Muzium. Museum ini baru dibuka Agustus lalu.

(Music Museum Kuala Lumpur/Irna)

Bertempat di bangunan kuno, pengunjung akan melihat jenis-jenis alat musik yang dimainkan rakyat Malaysia. Alat musik yang dipamerkan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia dan China. Alat musik gendang atau dawai seperti harpa dari China bahkan gamelan dari Jawa pun ada. Walau dengan nama Gamelan Melayu, namun di penjelasannya tertulis alat musik tersebut berasal dari Kerajaan Kediri di Jawa Timur yang kemudian berkembang ke Riau dan Johor.

(Music Museum Kuala Lumpur/Irna)

Yang paling mendapat perhatian di Muzik Muzium tentu saja pojok seniman Malaysia Tan sri Datuk Amar Dr. P. Ramlee yang lebih dikenal dengan P Ramlee. Ia mendapat julukan 'Seniman Agung Negara' karena kontribusinya yang besar pada kesenian Malaysia hingga dikenal ke negara tetangga Asia Tenggara termasuk Indonesia.

(Music Museum Kuala Lumpur/Irna)

Selain Muzik Muzium, di Dataran Merdeka pengunjung bisa menikmati bangunan kuno berarsitektur kubah masjid. Bangunan bernama Sultan Abdul Samad berdiri megah dari utara ke selatan. Bangunan ini menjadi salah satu favorit pengunjung untuk berfoto.

 

(Dataran Merdeka Kuala Lumpur/Irna)

Masih di area Dataran Merdeka, terpampang foto-foto besar para mantan Perdana Menteri dan Perdana Menteri saat ini beserta profilnya. Tak jauh dari foto-foto itu, terlihat anak muda beradu skate board.

 

(Dataran Merdeka Kuala Lumpur/Irna)

Meski waktu menunjukkan baru pukul 10.00 pagi setempat, sudah terlihat rombongan turis lokal dan mancanegara yang mendatangi Dataran Merdeka. Jangan takut tersesat, di tempat ini banyak anak muda yang membawa papan bertuliskan 'Ask Me'. Mereka siap membantu Anda mengelilingi Dataran Merdeka mulai dari ujung utara selatan, barat hingga timur.

(Dataran Merdeka Kuala Lumpur/Irna)


Double Decker dan Helikopter

Double Decker

Wisatawan yang berkunjung ke Kuala Lumpur bisa mengelilingi ibukota negara itu dengan menggunakan bus tingkat City Tour. Bus tingkat atau double decker ini dinamakan KL Hop On, Hop Off yang berjumlah 10 unit.

(Bus Tingkat Kuala Lumpur/Irna)

Bus akan berhenti di halte yang sudah ditentukan dengan waktu tunggu paling lama 30 menit. Tenang saja, semacet-macetnya Kuala Lumpur, bus tingkat ini masih bisa melenggang di jalanan, jadi tak perlu membayangkan jalanan stagnan seperti di Jakarta.

Heli Take Off

Ada yang baru di Kuala Lumpur. Dengan slogan 'Eye of Malaysia', wisatawan kini bisa menikmati Kuala Lumpur dari atas langit. Moda transportasi helikopter akan membawa wisatawan berputar-putar di langit Kuala Lumpur.

(Titiwangsa Kuala Lumpur/Irna)

Ada banyak pilihan helikopter, mulai dari 4 hingga 6 penumpang. Dengan tarif mulai dari 735 ringgit malaysia hingga 3.939 ringgit Malaysia per orang. Tarifnya memang lumayan merogoh kocek Anda yang tidak sedikit. Kalau berminat, Anda tinggal datang ke Titiwangsa, danau yang punya lapangan cukup luas untuk naik turunnya heli.

(Titiwangsa Kuala Lumpur/Irna)


Food Truck dan Citra Warna 2015

Food Truck

Bagi penikmat kuliner, Kuala Lumpur Food Truck Feast bisa jadi pilihan yang sayang kalau dilewatkan. Masih di rangkaian acara Citra Warna 2015, festival jajanan makanan di atas mobil box yang disulap jadi warung ini juga digelar di Dataran Merdeka.

(Kuala Lumpur Food Truck Feast/Irna)

Berbagai makanan khas Melayu berlomba ditawarkan ke pengunjung. Anda tinggal pilih mau yang pedas seperti kare, aneka gorengan yang menggoda, tacho atau burger serta minumannya yang cukup menyegarkan.

(Kuala Lumpur Food Truck Feast/Irna)

(Kuala Lumpur Food Truck Feast/Irna)

Citra Warna 2015

Inilah puncak acara ETW yang disambung dengan Citra Warna atau panggung budaya. Citra Warna menjadi acara wajib yang digelar setiap tahun. Di atas panggung yang sangat luas dan bersih dari sponsor ini, pemerintah Malaysia berhasil menggelar acara panggung budaya yang sangat menarik dan megah.

(Citra Warna 2015 Kuala Lumpur/irna)

Dibuka pukul 8 malam, Citra Warna 2015 menampilkan seluruh sejarah Kuala Lumpur dan budaya masing-masing negara bagiannya. Atraksi panggung diisi dengan operet, tarian, dance, peragaan busana, hingga drama tentang `Kampung` yang cukup repot karena harus mengangkat 2 rumah panggung saat pertunjukkannya.

Anak muda Malaysia begitu bersemangat terlibat dalam acara Citra Warna 2015. Karena acara ini ditonton oleh ribuan penonton yang datang tanpa dipungut bayaran.

(Citra Warna 2015 Kuala Lumpur/irna)

So, kalau Anda hanya punya sedikit waktu ke Kuala Lumpur, pilihlah waktu saat ada acara festival atau panggung budaya. Dengan waktu hanya seharian, Anda sudah punya pengalaman budaya yang menarik tentang Malaysia atau setidaknya Kuala Lumpur. (Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya