Liputan6.com,Yogyakarta - [Ratu Denmark Margrethe II](2348356 "") menyempatkan datang ke Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta dalam lawatannya ke Indonesia. Hal tersebut dilakukan karena ketertarikannya terhadap warisan budaya tersebut.
Lawatan ini menunjukkan arti pentingnya bangsa Indonesia bagi Negara Denmark. Menurut informasi dari Kedutaan Besar Denmark, Ratu sangat menyukai budaya Jawa yang mempunyai kekhasan dalam hal ini batik.
“Ratu menyukai budaya jawa yang mempunyai kekhasan dalam hal ini batik. Bahkan, katanya, Ratu hanya bepergian satu atau dua kali ke luar negeri setiap tahunnya. Kali ini, bertepatan dengan 65 tahun hubungan diplomatik Denmark-Indonesia, Ratu memutuskan untuk mengunjungi Indonesia,” kata Kepala BBKB Yogyakarta, Zulmalizar, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (24/10/2015).
Advertisement
Dalam kunjungannya di BBKB Yogyakarta, Ratu melakukan diskusi dengan para pengrajin batik dan memperhatikan berbagai koleksi batik Nusantara.
Pada kesempatan tersebut juga diselenggarakan Pameran dan Workshop Batik dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional ke VI dengan diikuti sebanyak 19 pengrajin batik dari wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah yang menampilkan berbagai produk unggulannya.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam melestarikan budaya dan mengembangkan produk batik yang ramah lingkungan," ungkap Zulmalizar.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Haris Munandar menambahkan, peran BBKB sebagai lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) juga diharapkan inovator berbagai teknologi di bidang industri batik sehingga mendorong peningkatan efisiensi dan produktivitas IKM batik nasional.
“Hasil litbang BBKB harus dapat diterapkan di industri dan mampu memecahkan permasalahan teknis yang dihadapi oleh industri sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas produk batik,” ungkap Haris.
Haris menyebutkan, di lingkungan BPPI Kementerian Perindustrian terdapat 11 Balai Besar yang bersifat sektoral dan 11 Balai riset dan standardisasi yang bersifat regional serta 1 Balai Sertifikasi Industri.
“Satker-satker tersebut memiliki peran dalam mendukung peningkatan kualitas dan produktifitas produk yang dihasilkan oleh industri sehingga memiliki daya saing di pasar regional, termasuk MEA, maupun di pasar global,” tuturnya.
Peningkatan jejaring global dalam memasarkan produk batik merupakan upaya yang harus terus dilakukan. Hal ini bukan hanya dalam rangka peningkatan keuntungan ekonomi dari produk batik, namun juga sebagai upaya menyebarluaskan budaya Indonesia sehingga dikenal secara luas di dunia internasional.
“Jejaring global memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan semua kalangan internasional. Selain keuntungan kerjasama, jejaring global dapat memberi kita kesempatan untuk sharing dan benchmarking produk kita secara lebih luas dan beragam,” pungkasnya. (Pew/Zul)