Liputan6.com, Batam - Nelayan yang tinggal di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, kerap tersasar akibat kabut asap dari kebakaran hutan yang menghalangi pandangan pencari ikan di tengah laut.
"Banyak nelayan yang tersasar. Ada yang tahu-tahu sampai Kalimantan karena kabut asap," kata nelayan Anambas Masadiki, di Batam, Kepulauan Riau, Minggu (25/10/2015).
Advertisement
Banyak nelayan tradisional mengandalkan bintang di langit atau petunjuk alam lain saat berada di laut. Namun, karena kabut asap menghalangi pandangan ke langit, maka nelayan kehilangan arah.
Ia menyatakan ada nelayan yang baru kembali setelah sepekan di laut, karena kesulitan mencari jalan pulang. Meski begitu, sampai saat ini tidak ada nelayan yang mengalami kecelakaan atau tidak pernah pulang akibat kabut asap.
Kabut asap juga membuat penghasilan nelayan berkurang. Nelayan kehilangan arah dan patokan lokasi tempat banyak ikan. "Kami harap kabut ini segera berlalu, sulit kalau begini terus," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana mengatakan, bencana kabut asap paling parah di Kepulauan Riau terjadi di Kabupaten Natuna dan Kepulauan Anambas.
Namun, dia tidak dapat memastikan kadar pencemaran udara di dua kabupaten paling utara itu karena Natuna dan Anambas tidak memiliki mesin indeks standar pencemaran udara seperti Batam. (Ant/Ado/Ron)