Liputan6.com, Jakarta Edukasi adalah hal sederhana untuk mengurangi jumlah orang dengan obesitas di Indonesia. Termasuk menghilangkan anggapan-anggapan yang keliru mengenai tubuh yang gemuk.
dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt dari klinik LightHOUSE Indonesia mengatakan, anggapan yang keliru itu umum terjadi pada masyarakat di kota kecil. Sehingga tampak sulit membantu mereka jalani pola hidup yang lebih sehat.
Advertisement
"Di kota besar, orang-orangnya sudah cukup sadar kalau obesitas itu bikin penyakit. Kota kecil itu belum, karena orang di sana menganggap gemuk itu makmur. Jadi, kalau ada orang gemuk itu tanda orang sukses," kata Grace kepada Health Liputan6.com di LightHOUSE Kebayoran, Jl. Wolter Mongonsidi Nomor 75, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ditulis Senin (26/10/2015).
Menurut Grace, kondisi semacam itu lazim di Indonesia. Contoh di Mojokerto, tak ada orang yang diet di kota itu karena diet dianggap hal aneh, kata Grace.
"Mereka sudah senang, masa sih tidak boleh makan ini, makan itu? Jadi, anggapan makanan itu adalah sumber kebahagian dan kemakmuran itu masih terjadi di Indonesia," kata Grace.
Grace melanjutkan, di kota kecil, jarang sekali ada orang yang mau mengatur pola makannya jadi lebih sehat atau setidaknya memerhatikan makanan apa yang akan mereka santap. Baik atau tidak untuk dikonsumsi."Kebutuhan pokok belum terpenuhi, bagaimana mau ngomongin makanan sehat," kata Grace.
Kalaulah orang-orang di kota kecil itu bisa makan, kata Grace, orang tersebut akan makan yang berlebihan (overeat). Sebab, yang tadinya tidak bisa beli makanan, sekarang sudah bisa membelinya. Maka itu, mereka berpikir makan saja yang sudah didapat itu.
"Susah, sih, edukasi di kota besar berhasil, di kota kecil belum," kata Grace. Lagipula, untuk menurunkan angka obesitas di Indonesia tidak bisa hanya berdiri sendiri, kerjasama dengan pemerintah harus terjalin.