Kemarau Panjang, Harga Sayur Naik Rp 3.000

Kemarau berkepanjangan berdampak pada menipisnya pasokan sayuran di pasar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Okt 2015, 11:01 WIB
Aktifitas jual beli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (24/9/2015). Perayaan Idul Adha membuat sejumlah harga sayur mengalami kenaikan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kemarau berkepanjangan berdampak pada menipisnya pasokan sayuran di pasar. Hal tersebut membuat harganya merangkak naik rata-rata Rp 3.000.

Seorang penjual sayur di Pasar Mampang Jakarta Muria (43) mengatakan, kenaikan harga sayur terjadi belakangan ini semejak kemarau kian parah. Hal tersebut membuat pasokan sayur dari sejumlah daerah yang dekat dengan Jakarta sedikit meipis.

"Pasokan kurang karena kemarau," kata Muria, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Pasar Mampang, Jakarta, Senin (26/10/2015).

‎Muria meyebutkan, sayuran yang mengalami kenaikan di antaranya adalah kol dari Rp 7.000 per buah menjadi Rp 10.000, labu siam biasa dibanderol Rp 1.000 per buah menjadi Rp 4.000, sawi Rp 7.000 menjadi Rp 10.000, wortel lokal biasnya Rp 7.000 jadi Rp 15.000.

"Wortel imopor malah turun biasa Rp 20.000 jadi Rp 15.000 malah turun. Kayaknya pasokannya bertambah, jadi turun," tutur ibu berkerudung tersebut.

Meski pasokan sulit, lanjut Muria, kualitas sayur saat kemarau membaik. Sebab, biasanya saat masih hujan sayur yang dijualnya terdapat ulat karena lembab. ‎Namun, karena cuaca panas membuat sayuran mudah layu.

"Kualitas malah bagusan kemarau, biasanya dimakan ulat tapi ini bagus karena tidak lembab," pungkasnya. (Pew/Ndw)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya