Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas) Dwelling Time akan mengarahkan proses pelabelan izin edar barang impor ke terminal peti kemas Cikarang atau Cikarang Dry Port (CDP) yang ada di Bekasi, Jawa Barat. Langkah ini untuk mengurai kepadatan proses bongkar muat yang dilayani oleh Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Ketua Satgas Dwelling Time, Agung Koeswandono mengatakan, masalah tingginya waktu tunggu barang impor di Pelabuhan Tanjung Priok disebabkan oleh proses pelabelan yang dicampur dengan proses pemeriksaan barang.
"Jadi pelabelan selama ini biasanya dilakukan di Priok. Makanya dwelling time jadi tinggi. Tempatnya tidak ada. Jadi pelabuhan dicampur dengan proses pemeriksaan barang," kata Agung, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (26/10/2016).
Agung mengungkapkan, strategi satgas untuk mengurai dwelling time salah satunya dengan terobosan kepabeanan. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan melalui Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk membuka pos tersendiri di CDP untuk dipakai sebagai lokasi pelabelan merek dagang.
"Di Cikarang Dry Port disiapkan satu tempat khusus yang dipakai untuk lokasi pelabelan. Sakarang kami pisah, kami tarik di CDP," tuturnya.
Menurut Agung, CDP memiliki lahan 250 hektare. Lahan tersebut cukup luas untuk menampung 72 juta kontainer. Jika strategi tersebut berhasil dilakukan maka dapat mengurai dwelling time setengah sampai satu hari.
Untuk melaksanakan pemindahan proses tersebut, Kementerian Perdagangan dan Direktorat Jenderal Bea Cukai membuka kantor baru untuk mengurus perizinan di CDP.
"Di CDP kemendag punya tempat tersendiri, label itu istilah kami izin edar. Sementara Di Tanjung Priok izin impor, ini yang kami pisahkan. Kalau izin impor dan edar dicampur di Tanjung Priok maka prosesnya akan panjang sekali. Maka kami pisahkan," pungkasnya. (Pew/Gdn)
Proses Izin Peredaran Barang Impor Pindah ke Cikarang
Di Cikarang Dry Port disiapkan satu tempat khusus yang dipakai untuk lokasi pelabelan.
diperbarui 26 Okt 2015, 14:57 WIBRatusan peti kemas di area JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (22/10/2015). Mendag Thomas T. Lembong memproyeksikan, kinerja ekspor hingga akhir tahun akan turun 14% dan impor turun 17% secara year on year. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Calon Jaksa Agung AS Pilihan Trump Kontroversial, Tersandung Skandal Obat Terlarang hingga Pelanggaran Etika
Dibawa ke Hotel dan Dipaksa Minum Miras, Gadis Manado Diperkosa Tiga Pria
Tragis, Bayi Panda Merah Langka Mati Diduga Stres karena Suara Kembang Api
Doa Mandi Air Garam, Tuntunan Lengkap Sesuai Syariat Islam
Komisaris PLN Dirombak, Orang Dekat Prabowo Masuk
Barcelona Bajak Remaja Berbakat Malaga
Pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN 2024 Masih Beredar, Simak Kumpulan Hoaksnya
Doa Setelah Sholat Qobliyah Subuh, Pahami Bacaan Lengkap dan Keutamaannya
Rahasia Masak Iga Sapi Empuk dalam 20 Menit Tanpa Panci Presto
Caesar Hito Curhat Ketinggalan Banyak Momen Perkembangan Anak Imbas Syuting My Heart
Mikroskop Cahaya Adalah Alat Penting untuk Pengamatan Benda Mikroskopis
Mengenal RM Adalah: Profesi, Peran, dan Tanggung Jawab