Iklim Berubah, Anak-anak Jadi Korban Utama

Perubahan iklim merupakan ancaman bagi kesehatan dan keselamatan manusia.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Okt 2015, 12:00 WIB
Karbon dioksida bukan penyebab utama pemanasan global, menurut Dr Evans. (foto: Express)

Liputan6.com, Washington - Perubahan iklim merupakan ancaman bagi kesehatan dan keselamatan manusia. Tetapi anak-anak menjadi korban yang paling rentan terkena dampaknya, terutama di negara-negara termiskin di dunia.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Asosiasi Dokter Anak Profesional Amerika pada Senin (26/10/2015) lalu dikutip dari laman NDTV.

American Academy of Pediatrics (AAP) juga mendesak dokter anak dan politikus untuk bekerja sama melindungi anak-anak dari ancaman terkait iklim. Ancaman perubahan iklim termasuk bencana alam, sengatan panas, kualitas udara yang lebih rendah, peningkatan infeksi, dan ancaman terhadap pasokan makanan dan air.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 88 persen penyakit disebabkan perubahan iklim dan terjadi pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun. "Anak-anak secara unik berisiko terhadap dampak langsung dari perubahan iklim seperti bencana alam, termasuk banjir dan badai, di mana mereka terkena peningkatan risiko cedera, kematian, kehilangan atau terpisah dari pengasuh dan dampak kesehatan mental," kata Samantha Ahdoot, penulis utama dari pernyataan tuntutan kebijakan tersebut.

"Mereka juga lebih rentan terhadap dampak sekunder dari pemanasan global, seperti penyakit," Ahdoot menambahkan.

Iklim juga mempengaruhi sejumlah penyakit menular yang berdampak pada anak-anak di seluruh dunia, termasuk malaria, demam berdarah, virus West Nile, chikungunya, penyakit Lyme, demam berbintik Rocky Mountain, penyakit diare, Amebic Meningoensefalitis dan Coccidioidomycosis. (*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya