Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah mampu menguat tipis pada perdagangan Selasa (27/10/2015). Penguatan rupiah terjadi karena pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) akibat memburuknya angka penjualan rumah baru.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah berada pada level 13.635 per dolar AS pada pukul 11.15 WIB. Level tersebut melemah jika dibandingkan dengan angka pembukaan yang ada di level 13.607 per dolar AS namun menguat jika dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang ada di level 13.648 per dolar AS.
Advertisement
Dari pagi hingga siang hari ini,rupiah diperdagangkan di kisaran 13.557 per dolar AS hingga 13.690 per dolar AS.
Sedangkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menunjukkan rupiah berada di level 13.626 per dolar AS, menguat jika dibanding perdagangan sebelumnya yang ada di level 13.643 per dolar AS.
Ekonom PT Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menjelaskan, penguatan rupiah lebih disebabkan karena dolar AS melemah terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia.
Pelemahan dolar AS ini akibat memburuknya data perumahan yang berada di titik terendah dalam satu tahun terakhir. Pelemahan dolar AS tersebut juga diikuti dengan turunnya yield US Treasury dengan jangka waktu 10 tahun ke level 3,4 basis poin.
"Fokus pasar global masih tertuju pada rilis FOMC meeting pada Kamis dini hari besok," jelasnya.
Setelah itu, Angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2015 yang akan dikeluarkan pada Kamis malam menjadi fokus berikutnya. "Namun Dolar AS berpeluang melemah di pasar Asia pada hari ini," tambahnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Head of Research and Analyst Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra. Menurutnya, rupiah bergerak menguat namun tak terlalu tinggi karena pelaku pasar sedang menunggu data-data baru yang akan dikeluarkan oleh pemerintah AS.
Selain itu, pada perdagangan beberapa hari sebelumnya, rupiah telah menguat cukup tajam. Di akhir September 2015, rupiah bergerak di kisaran 14.600 per dolar AS. Namun di awal hingga pertengahan Oktober 2015, rupiah bergerak menguat tajam ke level 13.600 per dolar AS.
Penguatan rupiah pada awal Oktober disebabkan karena dua sentimen. Pertama adanya sentimen dari luar yaitu persepsi pasar yang memperkirakan bahwa bank sentral AS atau the Fed bakal menunda kenaikan suku bunga paling cepat pada awal tahun depan dan tidak akan dilakukan pada Desember 2015 ini.
Sedangkan sentimen dari dalam negeri adalah adanya paket-paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Paket kebijakan tersebut membuat pelaku pasar memandang bahwa akan ada akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional sehingga terjadi aliran dana masuk. (Gdn/Ahm)