Budi Waseso: Terlibat Narkotika, Hukuman Aparat Harus Lebih Berat

Buwas mengimbau agar seluruh pemimpin institusi saling bersinergi memerangi mafia narkotika.

oleh Audrey Santoso diperbarui 27 Okt 2015, 13:21 WIB
Ketua BNN, Budi waseso memberikan keterangan saat rilis di kantor BNN, Jakarta, Selasa (27/10/2015). BNN mengamankan empat tersangka kasus narkoba dengan barang bukti 1000 butir pil ekstasi, dua diantaranya merupakan oknum TNI. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso atau Buwas mengatakan, oknum aparat yang terlibat pusaran hitam narkotika harus diberi sanksi lebih berat dari sipil karena telah mencederai citra institusi.

"Perbuatan 1, 2 oknum adalah kejahatan yang mencederai institusi sehingga harus ditindak lebih tegas," kata Buwas di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (27/10/2015).

Buwas mengatakan, jika oknum di institusinya sendiri terlibat, dia tidak akan segan-segan untuk memecat oknum itu dari kedinasan di BNN.

"Semua anggota BNN telah menandatangani pakta integritas, termasuk Kepala BNN. Jika terbukti terlibat narkoba maka akan dipecat dari kedinasan di BNN," kata dia.

Berkaca dari banyaknya kasus narkotika yang melibatkan oknum aparat, Buwas mengimbau agar seluruh pemimpin institusi aparat baik TNI, Polri, Direktorat Jenderal Lembaga Permasyarakatan, dan Bea Cukai saling bersinergi memerangi mafia narkotika.

"Pada kesempatan ini, saya mengimbau agar seluruh unsur untuk saling bersinergi menghadapi sindikat narkotika yang sudah masuk seluruh unsur masyarakat, termasuk aparat," kata Buwas.

Buwas menyampaikan, jika aparat ingin membersihkan Indonesia dari narkotika, institusinya harus dibersihkan terlebih dahulu dari oknum yang terlibat.

"Komitmen saya sebagai aparat berani bersihkan diri (institusi) terhadap oknum-oknumnya, baru bersihkan masyarakat," kata Budi Waseso.

Oknum TNI Jadi Sindikat

BNN meringkus 2 oknum aparat TNI Angkatan Darat yang diduga terlibat sindikat pengedar ekstasi. Salah satu anggota TNI yang diringkus itu berpangkat perwira menengah (pamen).

Kedua oknum itu adalah Letnan Kolonel Wahid Wahyudi dan Sersan Mayor Safril Irawan. Letkol Wahyudi sehari-hari berdinas di Direktorat Ajudan Jenderal TNI AD (Ditajenad), sementara Serma Safril merupakan anggota Koramil Cileungsi.

Dari penangkapan itu, ‎Letkol Wahyudi kedapatan memiliki 1.000 butir ekstasi. Pil ekstasi itu akan diserahkan ke Serma Safril. Namun, belum sempat diserahkan keduanya keburu diringkus petugas BNN.‎ (Nil/Mvi)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya