Liputan6.com, Jayapura - Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Herman Asaribab mengklaim, 800 orang warga dari Distrik Kuyawage, Distrik Wanobarat, dan Distrik Goabaliem yang terletak di Kabupaten Lanny Jaya mengungsi akibat embun es atau embun beku. Dia pun telah diminta bantuannya untuk mobilisasi warga ke tempat yang lebih aman.
"Pak Bupati Lanny Jaya telah menelepon saya langsung untuk meminta bantuannya terkait warga yang mengungsi karena cuaca buruk. Sejumlah warga dikabarkan berjalan kaki ke lokasi terdekat dan sebagian warga pasti ada yang tidak bisa menempuh perjalanan tersebut, seperti anak-anak dan perempuan," kata Herman di Jayapura, Selasa (27/10/2015).
Asaribab mengatakan, embun es ini sudah melanda daerah itu sejak 1 pekan lalu, namun beberapa hari belakangan ini situasinya makin parah. Oleh warga setempat disebut dengan embun es asam.
"Sejak tanggal 25 Oktober lalu, sekitar pukul 06.00 WIT pagi, masyarakat yang keluar dari honai dan terkena embun es, langsung mengakibatkan kulit terasa terbakar dan timbul luka," kata dia.
Untuk mencegah hal lebih buruk lagi, Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya meminta kepada warga di 3 distrik itu untuk sementara mengungsi ke wilayah lainnya, seperti ke Habema di Kabupaten Jayawijaya, lalu ke Distrik Malageneri di Kabupaten Lanny Jaya, Distrik Ilaga di Kabupaten Puncak, Distrik Sinak di Kabupaten Puncak Jaya, dan ke Kabupaten Nduga.
"Saat ini, mobilisasi warga dibantu dengan pesawat MAF. Pemkab setempat juga telah mengirimkan bantuan beras untuk masalah ini. Dalam waktu dekat, saya juga akan memantau ke Lanny Jaya," kata dia.
Merusak Tanaman
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura, Zem Irianto Padama menyebutkan suhu di daerah tersebut saat musim kemarau memang relatif lebih dingin dari biasanya. Apalagi daerah Kuyawage dan sekitarnya berada di atas ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.
Kata Zem, dalam minggu ini pembentukan awan konvektif atau colomonimbus di Kabupaten Lanny Jaya memang sangat banyak.
Pada Juli 2015, Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya mengeluarkan status darurat bencana akibat hujan salju yang disebut warga embun beku yang melanda daerah itu. Hujan es juga mengakibatkan 11 orang meninggal dunia.
Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalom pada Kamis 16 Juli 2015 mengatakan, embun beku merupakan siklus 5 tahunan. Namun, siklus yang terjadi tahun ini merupakan siklus 9 tahunan.
Siklus ini merupakan yang teraneh di dunia. Sebab, saat embun beku menyelimuti daerah itu, air embun berubah menjadi minyak pada siang hari. Hal tersebut lah yang menyebabkan hasil kebun dan tanaman lainnya mati.
Akibat dari bencana embun ini, masyarakat setempat dipastikan tidak memiliki persediaan makanan selama satu tahun ke depan. Karena lahan pertanian mereka rusak. (Mvi/Mut)
Advertisement