Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) sudah siap menerima penolakan dari masyarakat yang subsidi listriknya dicabut mulai 1 Januari 2015. Rencananya ada 23 juta Kepala Keluarga yang subsidinya akan dicabut.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir memperkirakan ada kepala keluarga yang tidak terima subsidi listriknya dicabut. Namun, hal tersebut dilakukan PLN agar subsidi tepat sasaran.
Advertisement
"Pasti terjadi (protes) sekarang anda sendiri apa menerima nggak orang nggak miskin punya mobil menerima subsidi 65 persen? Akhirnya balik lagi kepentingan masyarakat yang miskin dan lebih luas," kata Sofyan, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (27/10/2015).
Menurut Sofyan, saat ini ada masyarakat yang mampu tetapi menggunakan daya listrik golongan masyarakat miskin yaitu 450 dan 900 Volt Amper (VA), hal tersebut sama saja mencuri hak masyarakat miskin.
"Sebenarnya mereka jangan teriak dapat subsidi kalau nggak layak dapat subsidi. Ini kan mencuri hak orang miskin. Itu yang tidak ingin kami biarkan," tuturnya.
Sofyan mengungkapkan untuk menghadapi aksi protes masyarakat yang tidak terima subsidi listriknya dicabut. PLN akan meminta bukti masyarakat tersebut dengan menunjukan kartu miskin. Sedangkan jika masyarakat yang benar miskin mengalami pencabutan subsidi bisa melapor ke PLN untuk mendapat kartu miskin.
"Yang 900 VA ini massal, lalu setelah itu, kalau komplain kita datangi minta kartu muskin dari mereka. Banyak rumah kontrakan sewaan itu nggak miskin. Kos-kosan mahal itu mewah dipasang 900," pungkasnya. (Pew/Zul)
Baca Juga