Liputan6.com, Jakarta - Ratusan mahasiswa Universitas Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) berunjuk rasa di depan kampus mereka di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Tidak hanya menyampaikan protes, kepada pihak kampus, mereka juga menutup jalan tepat di depan kampus yang berseberangan dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu.
Kapolsek Senen Kompol Kasmono mengatakan, imbas dari penutupan jalan tersebut menyebabkan kemacetan yang cukup parah di sepanjang Jalan Diponegoro menuju Jalan Salemba. Sebagai langka antisipasi, polisi telah menerapkan contra flow (jalan berlawanan arah).
Advertisement
"Contra flow telah dilakukan, dari arah Bioskop Megaria dialihkan lurus ke arah Matraman," ujar Kasmono saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (27/10/2015) malam.
Menurut dia, untuk rasa tersebut telah dilakukan sejak siang dan semestinya harus bubar setelah pukul 18.00 WIB. Namun, polisi tidak akan membubarkan paksa. Hingga kini polisi masih berupaya melakukan negosiasi agar massa membuka sebagian Jalan Diponegoro untuk mencegah kemacetan yang semakin parah.
"Ini kita melakukan langkah-langka persuasif. Semestinya sudah bubar dari jam 18.00, tapi kita masih bicarakan. Kita melihat situasional, kalau perlu dibuka, ini dibuka minimal setenganya (jalan) agar tidak terjadi kemacetan yang terlalu parah," ucap Kasmono.
Sejak sore tadi, kemacetan kendaraan sudah mengular hingga ke Jalan Cikini. Kendaraan dialihkan melalui Tugu Proklamasi lalu tembus menuju Matraman. Kendaraan yang menuju RSCM juga tak bisa bergerak.
Pada aksi tersebut, mahasiswa menyampaikan tuntutan kepada pihak kampus untuk melakukan perombakan terhadap manajemen kampus. Demo tersebut juga menuntut agar dilakukan pemutihan terjadap segala bentuk pembayaran yang sudah mendapatkan legalitas administrasi kampus bagi 1057 mahasiswa dari 4 fakultas. (Ado/Bob)