Liputan6.com, Jakarta Peringatan Hari Sumpah Pemuda dimaknai oleh artis cantik Eriska Rein sebagai momen untuk menyatukan anak-anak muda yang berasal dari berbagai golongan. Termasuk, para pemuda yang berasal dari kalangan disabilitas (berkebutuhan khusus).
Menurutnya, anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia belum leluasa untuk bisa menyatu dengan masyarakat normal. Itu terjadi karena kurangnya perhatian yang diberikan oleh lingkungan sekitar.
Advertisement
"Mereka itu sangat tough dan semangat untuk beradaptasi dengan siapa pun. Harusnya kita menganggap mereka sama dengan kita. Jangan ada perbedaan," imbuh Eriska Rein saat bertandang ke redaksi Liputan6.com, Gedung SCTV Tower, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015).
Diakuinya, makna Sumpah Pemuda yang merupakan bagian dari persatuan pemuda pemudi di Indonesia, belumlah berjalan dengan baik apabila anak-anak disabilitas masih dibeda-bedakan secara kelompok.
"Harusnya kalau menganggap diri kita semua sama, mereka tidak dibeda-bedakan dong. Jarang kan kita melihat anak-anak muda yang disabilitas dilibatkan dalam sebuah acara atau kegiatan yang isinya anak-anak muda yang normal," kata Eriska Rein prihatin.
Sejak bergaul dengan anak-anak disabilitas di film terbarunya 'Sebuah Lagu Untuk Tuhan', Eriska Rein menyadari kalau selama ini posisi anak-anak berkebutuhan khusus masih terlupakan oleh lingkungan sekitar.
"Mereka harus difasilitasi dan didukung oleh lingkungan sekitar agar bisa beradaptasi dengan anak-anak normal lainnya. Jangan biarkan keberadaan mereka cuma jadi perbedaan saja," harap dia. (GIE/Rul)
