Liputan6.com, Sacramento - Pihak yang berwenang di Kota Sacramento, ibu kota negara bagian California, mengeluarkan satu peraturan baru terkait sopan santun dalam kendaraan umum bus dan light rail transport (LRT)
Namun untunglah ada satu gagasan yang tidak jadi diajukan dalam peraturan baru yang lolos pada Senin malam, 26 Oktober 2015 itu, yaitu larangan bau badan.
Advertisement
Proposal peraturan baru itu diajukan sehubungan dengan berkembangnya kawasan pusat Kota Sacramento, termasuk hadirnya gelanggang canggih pertandingan basket dan sepak bola. Dua tempat ini diharapkan didatangi dengan menggunakan LRT, bus, ataupun kereta dalam kota biasa.
Dikutip dari Reuters pada Rabu, 28 Oktober 2015, Alane Masui, juru bicara Sacramento Regional Transit District, mengatakan, “Jika kita bisa membuatnya lebih menarik dan menyenangkan untuk menggunakan LRT ataupun bus, maka orang-orang akan lebih cenderung menggunakannya.”
Seperti kebanyakan kota lain di Amerika Serikat, Kota Sacramento mengembang ke pinggiran kota seperti layaknya kisi-kisi kota metropolitan yang dibangun lebih bagi pengguna mobil di sejumlah tempat.
Kota ini juga sedang bergulat untuk memenangkan hati pengendara kelas menengah agar menaiki sistem bus dan LRT.
Keluhan pengguna pun berdatangan. Pada tahun lalu ada hampir 7000 orang menghubungi departemen urusan pelanggan. Kebanyakan berurusan dengan keluhan. Ada juga 318 laporan dugaan kejahatan.
Sistem pengangkutan ini melayani kota dan kecamatan Sacramento di sekitarnya dengan angkutan sekitar 98.000 orang dalam hari-hari kerja.
Menurut peraturan itu, seseorang tidak boleh naik bus atau kereta kecuali tubuhnya ditutupi “di atas dan di bawah pinggang” serta menggunakan sepatu.
Pengguna juga dilarang memainkan perlengkapan suara yang dapat terdengar oleh penumpang lain dan dilarang tidur di dalam kereta yang telah tiba di akhir lintasan. Mereka yang menolak akan diusir oleh petugas.
Menurut Masui, pengajuan untuk melarang orang yang mengeluarkan bau badan tidak sedap telah dikeluarkan dari rancangan peraturan itu.
Di sisi lain, pendamping kaum tersisih di kota itu mengatakan bahwa peraturan ini membidik kaum tuna wisma yang sebetulnya memiliki hak untuk mengendarai bus dan kereta.
Pam Haney, koordinator pendamping untuk Wellspring Women's Center di kota itu, mengatakan kepada harian Sacramento Bee bahwa peraturan itu tampaknya bersifat membeda-bedakan.
“Sepertinya tujuan utama perubahan peraturan ini adalah untuk mengizinkan cara administratif menambah perbedaan terhadap kaum tuna wisma." ujar Haney. (Alx/Rie)**