Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo resmi menerima 1.000 rumah dinas semipermanen dari Taher Foundation, lembaga bantuan sosial Mayapada Group. Peresmian rumah prajurit ini berlangsung di Markas Bataliyon Kavaleri (Yonkav) 7 Kodam Jaya, Cijantung, Jakarta Timur.
Setelah memotong pita peresmian, Gatot berkeliling ke rumah-rumah tipe 36 itu, sambil menyapa para penghuninya. Untuk Yonkav 7, Taher Foundation hanya membangun 50 rumah dinas untuk prajurit TNI. Sisanya dibangun di markas batalion se-Jabodetabek dan Lampung.
Gatot mengatakan, kriteria prajurit TNI yang berhak mendapat rumah dinas ini adalah yang sudah berkeluarga dan tinggal di rumah kontrakan.
"Kamu sudah berkeluarga berapa lama? Bagaimana dapat rumah baru?" tanya Gatot kepada anggota Yonkav 7 Kodam Jaya Praka Trimono (25) di Yonkav 7 Kodam Jaya, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (28/10/2015).
Dengan sigap, Trimono menjawab bahwa ia baru 3 minggu menikah dan senang menempati rumah baru tersebut.
"Siap, baru 3 minggu menikah. Siap, senang," jawab Trimono didampingi istri tercinta, Evi (23).
Sementara, pendiri Taher Foundation sekaligus pemilik Mayapada Group Datuk Sri Taher mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah membangun 200 rumah dinas prajurit. Diperkirakan target membangun 1.000 rumah akan selesai dalam 6 bulan.
"Lama pembangunannya untuk 1.000 rumah diperkirakan 4 sampai 6 bulan, sudah selesai bangun fisiknya. Kita sudah selesai 2 bulan terakhir bangun 200 rumah," jelas Sri Taher.
Dia menambahkan, ada sedikit hambatan dalam pembangunan 1.000 rumah prajurit TNI, yaitu lahan belum siap seluruhnya.
"Mabes TNI sendiri kan masih mencari lahan yang tepat, bagusnya 1 lahan. Kadang-kadang rumahnya pisah-pisah; 2 di sini, 2 di sana, itu yang makan waktu," pungkas Sri Taher.
Advertisement
Dekat dengan TNI
Sri Taher mengatakan alasannya memberikan bantuan 1.000 rumah dinas untuk parajurit TNI. Dia bercerita, semasa kecil di Surabaya, ia tumbuh bersama anak-anak prajurit TNI dan menyaksikan betapa merana dan sulitnya kehidupan mereka.
"Saya anak Surabaya, sejak kecil saya bermain dengan anak-anak tentara. Saat itu saya melihat anak prajurit TNI tidur beralas selendang di rumah mereka yang sangat sempit," ujar Sri Taher.
Saat tumbuh dewasa dan berkecimpung di dunia usaha, Sri Taher mengaku banyak bergaul dengan tentara dari berbagai pangkat. Karena itu ia memahami kehidupan mereka yang memanggul berat tugas kenegaraan dan masih menghadapi persoalan pribadi ketika pulang ke rumahnya.
Seorang anggota berpangkat kolonel, ujar Sri Taher, pernah bertanya mengenai latar belakang bergaul dengan TNI. "Saya jawab, saya pengusaha merasa aman menjalankan bisnis, berat TNI yang menjaga negara hingga aman. Jadi saya ingin berpartisipasi membantu bapak-bapak TNI," pungkas Sri Taher. (Rmn/Mut)*