Liputan6.com, Jakarta - Ledakan diduga bom di lantai LG, tepatnya di toilet pria, kantin karyawan Mal Alam Sutera, Tangerang, Banten, menyebabkan seorang karyawan terluka parah. Ledakan yang terjadi sekitar pukul 12.00 WIB ini pun menggegerkan pengunjung dan karyawan pusat perbelanjaan itu.
Ledakan diduga bom ini juga pernah terjadi di lokasi yang sama pada Juli lalu, tepatnya pada Kamis 9 Juli 2015. Waktu ledakan hampir bersamaan, yakni sekitar 11.30 WIB.
Ledakan pada Juli lalu juga terjadi di lantai dasar Mal Alam Sutera. Tepatnya di toilet pria mal yang berlokasi di Jalan Sutra Barat, Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, Tangerang, Banten ini.
Akibat ledakan ini, pintu dan kaca toilet pecah. Dua bilik toilet pun rusak parah. Usai ledakan, asap tebal mengepul di lokasi kejadian. Di lokasi ledakan ditemukan kabel dan baterai.
Bom `Signatur`
Penyidik Polda Metro Jaya bersama tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menyatakan, bom yang meledak di Mal Alam Sutera Tangerang, mirip dengan bom di ITC Depok, Jawa Barat pada Senin 24 Februari 2015.
"Kita dalami, termasuk mencari karakter bom signatur," kata Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian di Jakarta, Sabtu 11 Juli 2015.
Tito mengatakan, bom signatur adalah mencari ciri khas bom dengan cara membandingkan bom yang meledak di lokasi lain. Termasuk membandingkan ciri khas bom di Mal Alam Sutera, dengan bom yang meledak di ITC Depok pada Februari 2015 lalu.
Baca Juga
Advertisement
Namun, mantan Kapolda Papua itu mengungkapkan, terdapat sedikit perbedaan antara bom di Mal Alam Sutera dan di ITC Depok, yakni unsur kandungan bahan peledak.
"Sedikit berbeda bahan peledaknya, tapi rangkaian mirip," ujar Tito.
Setelah ditelusuri, polisi mulai menyimpulkan bahwa pelaku pemboman berasal dari kelompok radikal. Namun polisi menduga, kelompok radikal tersebut bukan Jamaah Islamiah atau JI.
Hal ini didasari dari analisis bahwa ledakan di toilet pria ini berdaya ledak rendah. Karakteristik ini, diduga bukan merupakan ciri khas kelompok JI. Faktor pendukung lain adalah, sasaran ledakan di mal sangat jarang dilakukan kelompok tersebut.
"Kalau kelompok JI agak sedikit jauh. Kelompok JI dari dulu targetnya tidak pernah menarget masyarakat umum, targetnya dari dulu Barat," sebut Tito.
Karena faktor tersebut, kata Tito, kemungkinan besar kelompok JI tak terlibat dalam peledakan diduga bom di Mal Alam Sutera. "Kita tahu ini kelompok lain, tentu kelompok lain itu yang kita atensi," ujar Mantan Kepala Densus 88 Polri itu.
Tito mengatakan, dugaan lain dari ledakan bom di Mal Alam Sutera dilakukan karena pelaku terdorong dari anjuran ISIS. Di mana Ramadan merupakan bulan terbaik di antara bulan lainnya.
"Mungkin ada kaitannya dengan pernyataan dari Abu Muhammad Al-Adhnani, juru bicara ISIS, yang mengatakan bahwa Ramadan adalah bulan paling bagus untuk berjihad. Sekali lagi saya katakan mungkin, kan segala kemungkinan bisa saja," pungkas Tito. (Rmn/Yus)