The Bugils Bawa Pocong Go International Lewat Single Poco Pocong

Lagu ini dinyanyikan memparodikan lagu daerah Poco Poco.

oleh Aditia Saputra diperbarui 28 Okt 2015, 21:15 WIB
The Bugils

Liputan6.com, Jakarta Lima orang warga negara asing yang sudah fasih berbahasa Indonesia membentuk sebuah grup vokal unik. Grup vokal yang diberi nama The Bugils (Bule gila) itu pun menyanyikan beberapa lagu yang mereka buat sendiri. Yang terbaru, The Bugils yang terdiri dari Mariama, Ayumi, Dan Nicky, Mr. Jason Daniels dan Harry Bond ini baru saja mengeluarkan single berjudul Poco Pocong. Iramanya sendiri merupakan parodi dari lagu daerah Poco Poco.

“Kalau drakula itu kan dari luar negeri. Di seluruh negara itu ada, tapi pocong itu cuman di Indonesia. Melalui lagu ini kita ingin go international-kan pocong,” kata Harry Bond saat ditemui di kawasan Kemang baru-baru ini.

The Bugils

Dalam video klip Poco Pocong sendiri kesemua personilnya mengenakan pakaian pocong dan bergentayangan keliling Jakarta. Adegannya sendiri tak membuat takut melainkan gelak tawa.

Artis Sacha Stevenson pun menjadi model video klipnya. Perempuan Kanada yang telah membintangi beberapa film Indonesia ini mengaku senang bisa ikut ambil bagian dalam video klip ini.

“Mereka adalah teman-teman saya, tanpa mereka saya sangat kesepian. Makanya saya dukung pembuat video klip tersebut,” kata Sacha.

Meski bertemakan komedi, lagu tersebut memang dibuat cukup serius. Tidak hanya melempar di Youtube dan Vidio.com, mereka juga mempersembahkan single ini untuk menyambut Hallowen. Bahkan mereka membawanya ke kampung halamanya masing-masing. Jika Jones ke Amerika Serikat, Harry Bond akan memperkenalkan ke Belanda, sedangkan Ayumi ke Jepang.

The Bugils nyanyikan lagu untuk bekasi

”Hallowen hampir populer di sini. Tapi sebenarnya di Indonesia ini selalu ada Hallowen setiap Jumat Kliwon, tapi saya suka Hallowen, karena saya suka dandan seperti hantu. Di Indonesia cocok banget,” ujar Harry Bond.

The Bugils sendiri sebelumnya dikenal dengan single berjudul I Like Bekasi . Lagu itu tercipta lantaran saat itu kota Bekasi banyak dibicarakan kejelekannya di media sosial.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya