Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlabuh di zona merah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Masih seperti hari sebelumnya, sentimen terbesar yang mempengaruhi gerak IHSG masih berasal dari luar.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (28/10/2015), IHSG turun 65,31 poin atau 1,40 persen ke level 4.608,74. Indeks saham LQ45 juga turun 1,82 persen ke level 795,98. Semua indeks saham acuan tak ada yang berakhir di zona hijau.
Ada sebanyak 101 saham menguat namun tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 186 saham melemah sehingga menekan IHSG. Adapun 93 saham lainnya diam di tempat.
IHSG sempat berada di level tertinggi 4.657,41 dan terendah 4.594,74. Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 246.451 kali dengan volume perdagangan saham 6,57 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,48 triliun.
Secara sektoral, seluruh sektor saham berada di zona merah. Pelemahan terbesar dibukukan oleh sektor saham aneka industri yang turun 2,45 persen, disusul sektor saham keuangan yang melemah 1,91 persen dan sektor manufaktur yang terperosok 1,65 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 400 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli jual sekitar Rp 400 miliar.
Saham-saham yang menguat pada hari ini dan sebagai penggerak IHSG antara lain saham MKNT naik 24,71 persen ke level Rp 530 per saham, saham DAFE mendaki 20,25 persen ke level Rp 95 per saham, dan saham IIKP menguat 17,75 persen ke level Rp 995 per saham.
Ada beberapa saham yang terkena autoreject karena penurunannya mencapai 10 persen. Beberaa saham tersebut adalah DAJK turun 10 persen ke level Rp 270 per saham, saham IBFN melemah 10 persen ke level Rp 171 per saham, dan saham TGKA tergelincir 10 persen ke level Rp 3.150 per saham.
Analis PT Universal Broker, Satrio Utomo menjelaskan, di awal perdagangan banyak pelaku pasar menata uang portofolionya sehingga IHSG cenderung bergerak melemah namun tipis.
Namun karena ada faktor regional yang mempengaruhi maka penurunan IHSG menjadi tajam. "Hang Seng ditutup di bawah support sehingga berimbas kepada yang lain," jelasnya.
Selain itu, sentimen dari Amerika Serikat (AS) juga masih cukup tinggi. Pelaku pasar sedang menunggu hasil rapat dari Bank Sentral AS (The Fed) sehingga memberikan sinyal negatif kepada IHSG. (Gdn/Ndw)
Terimbas Sentimen Regional, IHSG Ditutup Turun 65,31 Poin
IHSG sempat berada di level tertinggi 4.657,41 dan terendah 4.594,74.
diperbarui 28 Okt 2015, 16:18 WIBSuasana galeri Bursa Efek Jakarta, Kamis (30/7/2015). Setelah terus melemah, IHSG akhirnya menguat 29,82 poin atau 0,61 persen) ke level 4.750,31. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Soal PPN 12 Persen, Gus Yahya: Pandangan Pemerintah Perlu Didengar Utuh
5 Manfaat Makan Alpukat Secara Rutin Bagi Kesehatan, Baik untuk Ususmu
Fadli Zon Bantah Ada Pembredelan di Pembatalan Pameran Tunggal Yos Suprapto: Kami Tidak Ingin Membatasi Kebebasan Berekspresi
13 Makanan Khas Suku Dayak, Wajib Dicoba Pecinta Kuliner Nusantara
Penjelasan OIKN Terkait Isu Aguan Investasi di IKN demi Selamatkan Jokowi
Kylian Mbappe Dambakan Main Bareng Cristiano Ronaldo
Mengenal Sate Klopo Ondomohen, Kuliner Legendaris di Surabaya
22 Wisata Lampung Paling Diminati, Keindahan Alam yang Memukau
Istana Buckingham Ungkap Perkembangan Terkini Kanker Raja Charles III, Perawatan Berlanjut Tahun 2025
Ucapan Hari Ibu untuk Ibu yang Sudah Tiada, Menyentuh Hati Penuh Kenangan
PDIP Tunggu Kado Tahun Baru Presiden Prabowo: Batalkan Rencana Kenaikan PPN 12 Persen
Volume Kendaraan Meningkat, Jasa Marga Perpanjang Jalur Contraflow di Tol Jakarta-Cikampek