Ahok Luncurkan Aplikasi Sistem Transportasi Pintar

Aplikasi ini sudah di pesan Ahok sejak 6 bulan lalu. Harapannya bisa membuat orang Jakarta bisa ke tempat kerja dengan lebih baik.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 28 Okt 2015, 16:39 WIB
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama memperlihatkan lukisan kereta api saat menghadiri penandatangan kontrak antara PT MRT Jakarta dengan Sumitomo Corp di Balaikota, Jakarta, Selasa (3/3/2015).(Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meluncurkan sistem transportasi terpadu berbasis aplikasi android. Tujuannya, agar warga Jakarta dapat memantau posisi Bus Transjakarta sekaligus juga bisa mengetahui moda transportasi apa yang bisa digunakan untuk menuju tempat tujuan.

"Ini saya pesan sejak 6 bulan lalu dan akhirnya tercapai. Saya sudah bilang lebih mudah menjadi Gubernur DKI dibanding Bupati Belitung Timur. Kalau di sana minta seperti ini, 6 bulan belum tentu ada," kata kepala daerah yang akrab disapa Ahok ini di Balaikota, Jakarta, Rabu (28/10/2015).

Sistem smart transportation yang membuat Ahok merasa bangga ini menggunakan aplikasi Go-Busway yang tertanam pada Go-Jek. Selain itu, ada aplikasi pengembangan dari Qlue, yakni Qlue Transit.

Untuk menggunakan Go-Busway, warga hanya perlu meng-update aplikasi Go-Jek. Begitu masuk ke menu Go-Busway, tinggal masukan halte Transjakarta tempat mereka berada.

Dalam layar, akan tertera perkiraan waktu kedatangan bus ke halte itu. Bila merasa tidak cukup banyak waktu, pengguna bisa langsung memesan Go-Jek.

Sementara, untuk dapat menggunakan Qlue Transit, warga harus mengunduh kembali aplikasi ke ponsel pintar berbasis Android. Setelah masuk ke aplikasi, akan ada avatar yang menunjukan lokasi tempat berada.

Di sekitar lokasi juga tertera tanda panah yang menunjukan arah dan kondisi kepadatan halte dengan warna berbeda. Begitu pula dengan warna bus menunjukan kepadatan dalam bus. Setiap warna memberi petunjuk berbeda. Merah untuk padat, kuning untuk sedang, dan hijau untuk lengang.

Warga yang menggunakan Qlue Transit juga bisa memberikan tanda panah sesuai dengan kondisi yang dialami di halte, bus, atau jalur itu. Dengan begitu, keakuratan data tergantung pada keaktifan para pengguna untuk memberi kabar di aplikasi ini.

"Ini akan membuat orang Jakarta kerja lebih baik, tapi membuat kami sendiri dipaksa kerja dengan baik. Kalau begini pasti ramai di sosmed kalau ada pelayanan enggak baik pasti dicaci maki, digoblokin," imbuh Ahok.

Dirut PT Transjakarta ANS Kosasih menjelaskan, Pemprov DKI melalui PT Transjakarta juga sudah bekerja sama dengan PT Telkom membangun command center. Dengan begitu, warga bisa mengetahui posisi bus sedang ada di mana, bagaimana kecepatannya, atau malah sedang mogok.

Di layar terlihat posisi bus lengkap dengan nomor polisinya. Bus itu nanti dilihat kecepatannya, kalau hijau normal, kuning lebih kencang, merah berarti di luar batas, lalu kalau rusak dan lain-lain tandanya putih.

"Begitu juga di halte, kalau berhenti sesuai dengan standar pelayanan minimum kami berarti hijau, kalau lebih lama kuning, kalau lebih lama lagi akan merah," jelas Kosasih.

Menurut Kosasih, PT Telkom membantu menyediakan jaringan dan GPS pada bus. Laju bus yang hanya bisa dilihat di command center baru tahun depan akan bisa dinikmati setiap penumpang di setiap halte.

"Sambil menunggu pengadaan televisi di halte selesai, penumpang bisa memantau melaui ponsel mereka masing-masing bisa dengan Go-Busway atau Qlue Transit," pungkas Kosasih. (Dms/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya