Menjelang Halloween, Anak-anak Dilarang Beli Telur di Sini

Menjelang Halloween, sebuah pasar swalayan menolak menjual telur kepada anak di bawah usia 18 tahun. Apa alasannya?

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 28 Okt 2015, 18:29 WIB
Menjelang Halloween, sebuah pasar swalayan menolak menjual telur kepada anak yang belum cukup umur. Kenapa, ya?

Liputan6.com, Langhorne - Merasa perlu melakukan pencegahan terhadap orang-orang iseng selama perayaan Halloween di AS, sebuah pasar swalayan mengambil keputusan yang membuat heran sejumlah warga.

Pasar swalayan di negara bagian Pennsylvania itu memajang tulisan yang menyatakan bahwa anak di bawah umur tidak diperbolehkan membeli telur sejak 24 Oktober-1 November.

Frank Tkachenko, seorang warga setempat, mengatakan kepada Huffington Post, (27/10/2015) bahwa ia mengunggah foto larangan tersebut yang ia dapat dari temannya.

Temannya mengambil foto itu dari Redner’s Market Store di Kota Langhorne. Namun, ia juga mengutarakan bahwa tanda serupa terdapat di sejumlah cabang lain pasar swalayan tersebut.

Sebagai catatan, perusahaan ini memiliki 44 pasar gudang dan 20 kedai kecil di tiga negara bagian yang berdampingan, yakni Pennsylvania, Maryland, dan Delaware.

Perwakilan pelayanan pelanggan dari cabang Langhorne membenarkan keberadaan peringatan tersebut. Namun hal itu tidak memberikan jawaban secara mendetail, sama halnya dengan kantor pusat grosir tersebut.

Lancaster Online melaporkan tahun lalu, “tidak menjual telur kepada anak-anak” merupakan kebijakan seluruh cabang selama perayaan Halloween untuk mencegah pelemparan telur.

Ketika itu, Pete Bourey, asisten direktur toko cabang Pennsylvania, mengungkapkan kepada Lancaster Online bahwa "secara umum dampaknya buruk” ketika remaja beli telur pada akhir bulan Oktober. Ia juga mengaku tak pernah mendapatkan keluhan terkait kebijakan ini.

Namun Adam Fletcher, direktur dari kelompok advokasi remaja non-profit bernamaThe Freechild Project, menerangkan kepada Huffington Post terkait keluhan mereka terhadap kebijakan tersebut.

Kebijakan itu memberi anggapan bahwa semua yang berusia 18 tahun ke bawah akan melempar telur menjelang perayaan Halloween, sehingga tak akan ada orang di bawah batasan umur tersebut yang bisa membeli telur dalam jangka waktu yang telah ditentukan itu.

Ditambah lagi, kebijakan itu mengabaikan bahwa pada kenyataannya anak-anak merupakan pembeli dari keperluan di rumahnya, seperti anak-anak yang lebih mampu secara jasmani dari penghuni rumah.

“Secara tegas tulisan ini memberikan rasa tidak percaya, menghina, dan antipati terhadap mereka yang berusia di bawah 18 tahun serta orang tua mereka. Sebagai orang tua, saya tersinggung. Sebagai pendamping remaja, saya merasa sangat kecewa.” (Alx/Rcy)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya