Ini Daftar 116 Penyebab Kanker

WHO mengungkap 116 penyebab kanker. Apa saja?

oleh Dinda Sulistyowati Pranoto diperbarui 29 Okt 2015, 15:41 WIB
WHO mengungkap 116 penyebab kanker. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang hobi mengonsumsi aneka daging, seperti daging merah atau daging olahan, sebaiknya Anda mulai mengurangi kebiasaan tersebut. Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia WHO belum lama ini mengungkap bahaya konsumsi protein hewani tersebut dalam sebuah studi.

Dilansir dari Daily Mail ,  22 ahli dari Badan Internasional Penelitian Kanker WHO yang berasal dari 10 negara mengambil keputusan setelah meninjau lebih dari 800 studi yang menyelidiki hubungan antara daging merah dan daging olahan dengan berbagai jenis kanker.

daging olahan dianggap sebagai ancaman besar kanker seperti rokok.

WHO menyebutkan bahwa daging olahan masuk ke daftar hal-hal yang diklasifikasikan sebagai carcingogenic (zat-zat yang mampu mencetuskan dan memicu tumbuhnya kanker) dalam tubuh manusia. Salami, chorizo (semacam sosis babi) dan ham asap, sama bahayanya dengan arsenik dan asbes, sebagai penyebab terjadinya resiko kanker yang sangat potensial.  

Dikatakan bahwa mengonsumsi 50 gram daging olahan per hari, atau lebih kecil ukurannya dari satu sosis, dapat meningkatkan seperlima resiko kanker usus.

Daging merah juga dianggap mengandung 'kemungkinan karsinogenik', WHO mengkategorikan itu satu tingkat di bawah daging olahan. Meski daging merah juga memberikan beberapa manfaat gizi dan tinggi protein, seperti zat besi dan vitamin B12, yang mencegah kelelahan dan infeksi.

Para ahli kesehatan mendesak masyarakat untuk menghindari daging olahan sebisa mungkin dan lebih baik makan salad kacang untuk makan siang. Hal ini karena daging olahan telah diawetkan, seperti ham dengan pengasapan, atau seperti burger dan daging cincang yang diawetkan menggunakan garam atau bahan kimia aditif lainnya.

Para ahli gizi berpendapat bahwa zat yang ditambahkan selama pengolahan yang menyebabkan kanker, termasuk pengawet seperti nitrat dan nitrit, serta sejumlah besar garam.

Para ahli gizi berpendapat bahwa zat yang ditambahkan selama pengolahan yang menyebabkan kanker

Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa daging olahan diklasifikasikan sebagai karsinogenik, berdasarkan bukti yang cukup pada manusia bahwa mengonsumi daging olahan menyebabkan kanker usus besar.

Daging merah diklasifikasikan sebagai 'kemungkinan karsinogenik' bagi manusia, diamati terutama dalam kaitannya dengan kanker kolorektal, juga terkait dengan kanker pankreas dan prostat.

Setiap bagian 50 gram daging olahan dimakan setiap hari meningkatkan risiko kanker kolorektal sebesar 18%.

"Untuk seorang individu, risiko mengembangkan kanker kolorektal karena konsumsi daging olahan tetap kecil, tapi risiko ini jadi meningkat dengan jumlah daging yang dikonsumsi," kata Dr Kurt Straif, kepala Monograf Program IARC.

IARC juga telah mengungkapkan daftar dari 116 hal yang dapat menyebabkan kanker:

1. Rokok tembakau

2. Sunlamps dan sunbeds untuk mencoklatkan kulit

3. Produksi Aluminium

4. Arsenik dalam air minum

5. Produksi Auramine

6. Pembuatan dan perbaikan boot dan sepatu

7. Menyapu cerobong

8. Gasifikasi batu bara

9. Distilasi aspal batu bara

10. Produksi BBM

11. Zat furniture dan kabinet

12. Pertambangan (bawah tanah) dengan paparan radon

13. Asap rokok

14. Besi dan baja

15. Pembuatan isopropanol (proses asam yang kuat)

16. Magenta dye manufaktur

17. Paparan bahan-bahan kimia untuk melukis

18. Ubin dan atap dengan coal-tar

19. Industri karet

20. Kerja dengan paparan kabut asam anorganik kuat yang mengandung asam sulfat

21. Campuran yang terjadi secara alami dari aflatoksin (diproduksi oleh jamur)

22. Minuman beralkohol

23. Pinang-sering dikunyah dengan daun sirih

24. Sirih tanpa tembakau

25. Sirih dengan tembakau

26. Coal tar pitches

27. Coal tars

28. Emisi batubara indoor dari pembakaran rumah tangga

29. Diesel knalpot

30. Minyak mineral

31. Phenacetin, obat untuk mengurangi rasa sakit dan demam

32. Tanaman yang mengandung asam aristolochic (digunakan dalam pengobatan herbal Cina)

33. Polychlorinated biphenyls (PCB) - banyak digunakan dalam peralatan listrik di masa lalu, dilarang di banyak negara di tahun 1970-an

34. Ikan asin ala China

35. Shale oils

36. sulang/ jelaga

37. Produk tembakau tanpa asap

38. Debu kayu 

39. Daging olahan

40. Asetaldehida

41. 4-Aminobiphenyl

42. Asam Aristolochic dan tanaman yang mengandung zat itu

43. Asbes

44. Arsenic and arsenic compounds

45. Azathioprine

46. Benzene

47. Benzidine

48. Benzo[a]pyrene

49. Beryllium dan kandungan beryllium

50. Chlornapazine (N,N-Bis(2-chloroethyl)-2-naphthylamine)

51. Bis(chloromethyl)ether

52. Chloromethyl methyl ether

53. 1,3-Butadiene

54. 1,4-Butanediol dimethanesulfonate (Busulphan, Myleran)

55. Cadmium and dan kandungan cadmium

56. Chlorambucil

57. Methyl-CCNU (1-(2-Chloroethyl)-3-(4-methylcyclohexyl)-1-nitrosourea; Semustine)

58. Zat Chromium(VI)

59. Ciclosporin

60. Kontrasepsi, hormonal, bentuk gabungan (yang mengandung estrogen dan progestogen)

62. Siklofosfamid

63. Diethylstilboestrol

64. Pewarna dimetabolisme untuk benzidine

65. Virus Epstein-Barr 

66. Estrogen, nonsteroidal

67. Estrogen, steroid

68. Estrogen terapi, pascamenopause

69. Etanol dalam minuman beralkohol

70. Erionit

71. Ethylene oxide

72. Etoposide sendirian atau dalam kombinasi dengan cisplatin dan bleomycin

73. Formaldehid

74. Gallium arsenide

75. Helicobacter pylori (infeksi)

76. Virus Hepatitis B (infeksi kronis)

77. Virus Hepatitis C (infeksi kronis)

78. Obat herbal yang mengandung spesies tanaman dari genus Aristolochia

79. Human immunodeficiency virus tipe 1 (infeksi)

80. Human papillomavirus tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59 dan 66

81. Human T-cell lymphotropic virus type-I

82. Melphalan

83. Methoxsalen (8-Methoxypsoralen) plus ultraviolet A-radiation

84. 4,4'-methylene-bis(2-chloroaniline) (MOCA)

85. MOPP

86. Gas Mustard (sulfur mustard)

87. 2-Naphthylamine

88. Radiasi Neutron

89. Senyawa Nikel

90. 4-(N-Nitrosomethylamino)-1-(3-pyridyl)-1-butanone (NNK)

91. N-Nitrosonornicotine (NNN)

92. Opisthorchis viverrini (infeksi)

93. Polusi udara terbuka

94. Materi partikulat polusi udara luar ruangan

95. Fosfor-32, sebagai fosfat

96. Plutonium-239 dan produk pembusukannya (mungkin berisi plutonium-240 dan isotop lainnya), sebagai aerosol

97. Radioiodines, isotop berumur pendek, termasuk yodium-131, dari kecelakaan reaktor atom dan peledakan senjata nuklir (eksposur selama masa kanak-kanak)

98. Radionuklida, α-partikel

99. Radionuklida, β-partikel

100. Radium-224

101. Radium-226

102. Radium-228

103. Radon-222

104. Schistosoma haematobium (infeksi)

105. Silica, kristal (dihirup dalam bentuk kuarsa atau kristobalit dari sumber kerja)

106. Radiasi surya

107. Talk mengandung serat asbestiform

108. Tamoxifen

109. 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-para-dioxin

110. Thiotepa (1,1 ', 1'-phosphinothioylidynetrisaziridine)

111. Thorium-232

112. Treosulfan

113. Ortho-toluidin

114. Vinyl chloride

115. Radiasi ultraviolet

116. Sadiasi sinar-X dan radiasi gamma (Dsu/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya