Liputan6.com, Jakarta - Sejak awal tahun ini, pemerintah dan DPR sibuk mengikuti setiap proses pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Harapannya, agar Rancangan Undang-undang (RUU) APBN disahkan menjadi UU sesuai deadline dua bulan sebelum tahun anggaran berjalan atau jatuh pada 30 Oktober 2015.
Sayangnya, satu hari menjelang Sidang Paripurna pengesahan RUU APBN 2016besok, beberapa pembahasan rencana anggaran kementerian atau lembaga dengan masing-masing Komisi masih berlangsung, salah satunya rapat kerja antara Komisi IV dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti soal RKA K/L 2016. Rapat kerja antara Banggar DPR dan pemerintah belum akan terlaksana, jika pembahasan belum rampung.
"Kalau tingkat I (pembahasan di Banggar) harus selesai, harus final hari ini, jadi tidak mungkin ada penundaan. Ini batas terakhir Banggar untuk membahas APBN, selesai tidak selesai harus dibawa ke Paripurna besok," tegas Supit saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/10/2015).
Menurutnya, pembahasan postur belanja dan asumsi makro antara pemerintah dan Banggar sudah selesai. Namun persoalan datang di masing-masing Komisi terkait pagu anggaran Kementerian terkait. Contohnya Komisi I yang masih menilai pagu anggaran Kementerian Pertahanan terlalu kecil.
"Ada yang mengatakan tidak sesuai dengan Perpres, jadi harus ada penambahan anggaran pengadaan alutsista 1,5 persen dari APBN setiap tahun. Seperti anggaran kesehatan yang mengharuskan porsinya 5 persen dari APBN. Tapi tentunya penambahan itu harus dikondisikan dengan keuangan negara," jelas Supit.
Ia menilai wajar apabila ada sebagian fraksi menolak terhadap pagu anggaran tersebut mengingat sifat dari pembahasan DPR tidak terlepas dari unsur politik. Hanya saja Supit menjanjikan pembahasan RAPBN 2016 bakal tuntas hari ini untuk segera disahkan dalam Sidang Paripurna, besok.
"Jadi pembahasan di tingkat I harus selesai. Kalau tidak diberikan besok, berarti APBN tidak diterima. Mau diterima atau tidak, itu kewenangan ada di Paripurna bukan Banggar. Banggar hanya bekerja secara teknis, bukan politik. Kita lihat saja besok di Paripurna. Bisa ditolak, bisa saja diterima dengan catatan, atau lainnya," kata Politikus dari Fraksi Golkar itu.(Fik/Ndw)
Drama APBN 2016 Jokowi Harus Berakhir Hari Ini
Sejak awal tahun ini, pemerintah dan DPR sibuk mengikuti setiap proses pembahasan RAPBN 2016.
diperbarui 29 Okt 2015, 14:55 WIBGedung DPR di Senayan, Jakarta.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 Energi & TambangKabar Buruk, Harga Emas Diramal Terus Anjlok
9 10
Berita Terbaru
Cara Bikin Uli Ketan Putih: Panduan Lengkap Membuat Kudapan Tradisional yang Lezat
Top 3: Cara Ampuh Hilangkan Rasa Pahit di Bunga Pepaya
Kalahkan Perak, Bitcoin Jadi Aset Terbesar ke-8 Dunia
Top 3 Tekno: Kehadiran AI di Microsoft Notepad Hingga Dukungan Warganet ke Timnas
Doa Mandi Wajib Pria Keluar Mani dengan Sengaja, Lengkap Tata Caranya
Founder Nvidia Jensen Huang Keringetan Makan Gultik Blok M, Tengok Jumlah Hartanya
Sudah Bisa Dipesan, Yuk Berburu Tiket Kereta Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025
Waspadai Penipuan Undian Berhadiah BRImo FSTVL, Kenali Perbedaan yang Asli dan Palsu
Nilai Transaksi Saham Sepekan Naik 5,09% Menjadi Rp 12,28 Triliun
Lisa Blackpink Makan Nasi Goreng Pakai Kerupuk Sewaktu Tiba di Jakarta
Dibantai Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Calvin Verdonk Beber Strategi Bangkit Lawan Arab Saudi
Cara Mengurus Balik Nama Sertifikat Tanah, Simak Panduan Lengkapnya