Liputan6.com, Jakarta Saat mendengar keterangan resmi Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian, tentang bahan peledak yang digunakan oleh pelaku bom Mall @ Alam Sutera, begitu asing. Namun, ternyata, bom berjenis TATP adalah favorit bagi para militan di Tepi Barat, Palestina.
TATP yang dikategorikan senjata pemusnah massal bagi Federation Aviaton Administration (FAA) tahun 1999, ternyata ditemukan pada tahun 1895 oleh ahli kimia dari Jerman. TATP merupakan bom berdaya ledak tinggi, sensitif dan mematikan.
Menurut ahli peledak, karena begitu sensitifnya, terkadang, ia meledak saat dipegang oleh bomber tanpa disengaja. Oleh sebab itu, TATP tidak pernah dipakai untuk militer ataupun kegiatan komersil lainnya.
Lain cerita TATP atau Mother of Satan itu digunakan oleh para teroris. Berikut adalah kisah mereka yang memilih menggunakan TATP untuk melancarkan aksi terornya.
Advertisement
Bom Mobil di depan Kedutaan Besar Israel, London
Pada 1994 ledakan bom mobil terjadi di depan Kedutaan Besar Israel, London. 12 orang terluka. 2 orang mahasiswa Palestina di Inggris ditangkap atas tuduhan 'konspirasi yang menyebabkan ledakan'. Keduanya dipenjara 20. Pada tahun 2008, mereka bebas.
Namun, ada kejanggalan dalam insiden ini. Menurut, Independent, jauh sebelum terjadi ledakan, Kedubes Israel telah memperingati warganya untuk menjauh dari lokasi. Mereka juga melapor kepada Scotland Yard, kepolisian Inggris, bahwa akan ada ancaman ledakan.
Kedua mahasiswa itu dalam sidangnya mengatakan bahwa mereka tidak pernah membuat bom. Mereka mengaku dijebak oleh agen mata-mata Israel.
Advertisement
Bom Sepatu di Pesawat American Airlines
Monique Danison, seorang mahasiswa AS baru saja menghabiskan makan siangnya di pesawat penerbangan American Airlines 63 dari PArsi to Miami. Ia mendengar teriakan seorang wanita.
"Kalau kau mendengar jeritan seperti itu, pasti segera sadar, sesuatu buruk terjadi," kata Danison seperti dituturkan pada Time.
Ia lalu mendengar jeritan panik. "Ya Tuhan! Seseorang tolong bantu aku! Air, apapun, apapun yang kalian punya."
Saat itulah Danison mencium bau terbakar. Ia melihat orang-orang menyodorkan air ke seorang pramugari, dari mana suara teriakan itu berasal.
Itulah Penggunaan bom TATP yang paling terkenal. Bom sepatu. Bahan-bahan itu diletakkan di sepatu oleh pelaku Richard C. Reids. Ia terbang dengan American Airlines, dari Paris ke Miami, pada 22 Desember 2001. Dua bulan sesudah tragedi terorisme paling mematikan 9/11. Dalam penerbangan nomor 63, ia duduk di kursi 29 samping jendela.
Setelah 1.5 jam mengudara, salah satu kru penerbangan mencium bau tidak sedap, seperti bau terbakar. Ia segera mendapati bau berasal dari tempat duduk Reid. Mereka terlibat percecokan, karena saat itu, Reid bersiap menyalakan korek api. Sementara kru lainnya memperingatkan kapten pesawat.
Reid berhasil menyalakan api dan menjatuhkan ke sepatunya. Api sempat memercik. Terjadilah pergumulan antara Reid, pramugara dan penumpang. Warga negara Inggris keturunan Jamaika itu berhasil dilumpuhkan.
Pesawat itu mendarat darurat di bandara udara Boston. Pihak keamanan, bahan peledak yang ditemukan di sepatu berbahan TATP, yang susah untuk dideteksi oleh alat deteksi manampun. Semenjak insiden itu, bandar udara memperbarui alat pendeteksi, dan mereka mewajibkan pemeriksaan buka sepatu di pintu pemeriksaan.
Bom 7/7 di London
"Aku mendengar suara 'klik' lalu cahaya putih dihadapanku. Tak lama kemudian asap hitam menyelimutiku. Sesak. Yang kuingat, pria di hadapanku terbelah. Tak bernyawa," ungkap salah satu korban selamat di ledakan bom London 7 Juli 2005, Cyntia Chetty kepada Independent. Ia berada di bus, menuju tempat kerjanya. Bus menuju Edgware adalah salah satu lokasi dari 4 tempat ledakan.
Ledakan terjadi berentet di empat lokasi yang berbeda. Ledakan pertama terjadi pukul 8.51, di kereta bawah tanah. Kurang dari satu menit, sebuah keras diikuti percikan api dan asap hitam kembali terjadi di jalan Edgware. Dan, kurang dari lima puluh detik, boom!! kereta di terowongan Russel square, London pun porak-poranda.
Serangan itu, adalah ledakan bom bunuh diri. Pelakunya adalah Germaine, Mohammed Siddiqye Khan dan Shehzad Tanweer, serta Hasib Hussain. Mereka tewas, bersama 52 orang tak bersalah lainnya. Bahan ledaknya: TATP.
Advertisement
Bom di Mall @ Alam Sutera di Indonesia
Polisi menyebut pelaku ledakan di Mall @ Alam Sutera itu unik. Leopard Wisnu Kumara, tidak punya landasan ideologi. Ia adalah Lonewolf, demikian julukan yang diberikan oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian.
Motifnya pun berbeda, pemerasan. Namun, bom yang ia gunakan berjenis sama dengan bom para teroris di Palestina dan Timur Tengah, juga di London dan pesawat American Airlines: TATP.
Leonard memilihnya karena bahan-bahan mudah didapat dan di internet tersedia cara membuatnya.
Bom berdaya ledak tinggi itu untungnya tidak menimbulkan banyak korban. Namun, kendati motifnya adalah pemerasan, pekerja di sebuah perusahaa swasta itu, dikenai pasal terorisme. (Rie/Ein)