Jurus Ilmuwan 'Bangkitkan' Orang Mati

ilmuwan mengupayakan untuk menciptakan teknologi untuk menghidupkan orang yang sudah meninggal di masa depan.

oleh Dinda Sulistyowati Pranoto diperbarui 30 Okt 2015, 21:04 WIB
Pohon keluarga virtual. (Daily Mail)

Liputan6.com, London - Kematian adalah hal yang pasti dialami oleh semua mahkluk hidup di bumi. Namun, ada juga ilmuwan yang mengupayakan untuk menciptakan teknologi untuk menghidupkan orang yang sudah meninggal di masa depan.

Dilansir dari Daily Mail, Jumat (30/10/2015), Simon McKeown, seorang dosen dari Universitas Teeside, Inggris, mengatakan jika manusia bisa membuat teknologi untuk 'menghidupkan' orang meninggal, bahkan menjadi hidup selamanya. McKeown memprediksi hal ini akan terwujud sekitar 50 tahun mendatang.

Menghidupkan manusia yang dimaksud adalah secara virtual atau menggunakan komputer. Ia yakin 50 tahun lagi, komputer akan menjadi sangat canggih sehingga mampu membuat kehidupan digital dan menerapkan jurus 'membangkitkan' orang mati itu di masa depan.

Menurut McKeown, ilmuwan akan bisa menghidupkan manusia dengan cara 'photogrammetry', yakni menampilkan orang yang meninggal dalam sebuah bayangan virtual 3D yang dibuat berdasarkan foto atau video.

Melalui bayangan virtual ini, orang yang sudah meninggal tersebut tampil dalam bentuk avatar dan bisa diajak berinteraksi dengan keluarga almarhum. Bayangan virtual akan melakukan tugasnya seperti bergerak, memiliki pola pikir, dan ucapan berdasarkan informasi yang digali dari media sosial serta sumber yang lain.

"Di masa depan, Anda tidak akan pernah mengalami kehilangan orang yang dicintai. Anda juga dapat menambahkan mereka yang sudah meninggal ke pohon keluarga virtual. Menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang berbasis emosi, anggota keluarga yang sudah tiada bisa tetap menjalin hubungan dengan yang masih hidup dan berevolusi secara digital," kata McKeown.

Revolusi digital adalah menyambungkan otak manusia virtual tersebut dengan sosial media anggota keluarga yang lain. Misalnya anggota keluarga mengunggah sebuah acara liburan, maka manusia virtual akan tahu dan bisa menggunakannya sebagai topik pembicaraan seolah ia mengikuti liburan tersebut.

(Dsu/Tnt)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya