Liputan6.com, Jakarta - Ribuan buruh berkeras hati berunjuk rasa di depan Istana Negara meski telah melewati batas waktu ketentuan, pukul 18.00 WIB. Akibatnya, polisi membubarkan paksa para demonstran. Water Cannon dan gas air mata ditembakkan untuk memukul mundur demonstran yang sejak siang menutup Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Pantauan Liputan6.com di lokasi demonstrasi, 2 buruh terkulai lemas usai polisi menembakkan gas air mata ke arah massa buruh. Kelelahan dan sesak napas diduga menjadi penyebab 2 buruh tersebut terkulai.
Tim medis yang sejak siang bersiaga di lokasi demonstrasi, khususnya di kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, bergerak cepat menghampiri 2 buruh yang terkulai itu. Pertolongan pertama pun dilakukan guna mencegah kondisi terburuk.
"Air mata terus keluar karena terkena asap gas air mata. Napasnya tersengal-sengal karena dengan kadar oksigen yang tipis, mereka terus berlari menghindari kejaran polisi," ujar petugas medis di depan Kantor Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (30/10/2015) malam.
Tim medis juga memberikan air minum kepada 2 demonstran yang terkulai lemas dengan baju yang basah kuyup, karena semburan Water Cannon. Tabung oksigen portabel juga diberikan kepada 2 demonstran itu untuk membantu melancarkan pernapasan keduanya.
"Ini sedang kita bantu pernapasannya sebelum menjadi sesak akut. Karena memang kondisi bisa cepat drop, baju basah, dan napas mulai menipis. Oksigen bisa membantu," pungkas anggota tim medis tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Menghindari Kontak Fisik
Lebih dari 2 jam buruh bertahan di depan Istana Negara dari waktu yang ditentukan, yakni pukul 18.00 WIB, membuat polisi membubarkan paksa massa demonstran.
Meski pembubaran dilakukan tahap kedua dari prosedur tetap (protap) kepolisian, polisi berjanji tidak akan melakukan kontak fisik. Mengingat banyaknya buruh wanita yang bergabung dalam unjuk rasa ini.
"Saya imbau anggota untuk tidak melakukan kontak fisik. Karena banyak buruh wanita juga yang ikut unjuk rasa. Sampai saat ini sudah dibubarkan dengan Water Cannon dan gas air mata," ujar Kabag Ops Polda Metro Jaya AKBP Sutimin saat dihubungi Liputan6.com, Jumat malam.
Polisi berkomitmen melakukan upaya-upaya persuasif dengan mengedepankan negosiasi. Namun tampaknya hal tersebut menemui jalan buntu, karena massa belum juga membubarkan diri, sehingga protap tahap kedua terpaksa dilakukan kepolisian.
"Itu jelas sudah kami lakukan dengan sepreventif mungkin dengan menggunakan negosiasi. Namun sudah terlalu diulur-ulur dari waktu yang telah ditentukan, pukul 18.00. Lalu diundur sejam sampai pukul 19.00 WIB. Dan akhirnya sampai pukul 20.00 WIB," lanjut Sutimin.
"Selain itu pimpinan pun telah melakukan banyak koordinasi dengan para korlap mereka masing-masing. Sangat banyak pertimbangan yang kami lakukan. Kami ingin mereka bubar dengan elok dan elegan," pungkas Sutimin.
Seperti pantauan Liputan6.com di lokasi unjuk rasa, ratusan anggota kepolisian dari satuan Sabhara berupaya membubarkan massa pengunjuk rasa. Pembubaran dilakukan untuk memberikan kenyamanan para pengendara lalu lintas yang akan melintas di kawasan silang Monas, Jakarta Pusat.
Gelombang demonstrasi buruh dilakukan di beberapa titik di Jakarta sejak beberapa hari terakhir. Setidaknya depan Istana Negara dan Gedung MPR/DPR menjadi sasaran demonstrasi para buruh yang menuntut kenaikan upah minimum.
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) meminta agar upah minimum dinaikkan berdasarkan komponen standar Kebutuhan Hidup Layak, ditambah angka pertumbuhan ekonomi dan inflasi. (Rmn/Ans)