Liputan6.com, Jakarta - Tiga operator seluler besar di Indonesia telah menandatangani kesepakatan kerjasama di markas besar Google untuk Project Loon (balon internet). Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat sepakat untuk melakukan uji coba teknis penyediaan akses internet di wilayah terpencil di Indonesia.
Kerjasama ini juga mendapat dukungan penuh dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, yang turut hadir dalam acara penandatanganan kerjasama itu.
Uji coba balon internet Google nantinya akan menggunakan spektrum frekuensi radio di 900 Mega Hertz (MHz) yang dimiliki masing-masing dari operator telekomunikasi. Lalu bagaimana dengan OpenBTS yang selama ini diperjuangkan oleh putra-putri Indonesia?
Direktur Eksekutif ICT Watch, Donny BU, memberikan tanggapannya terkait kesepakatan kerjasama tersebut lewat siaran pers.
"Pemerintah seharusnya memberikan dukungan yang sama untuk OpenBTS, agar teknologi alternatif ini juga diperbolehkan menggunakan frekuensi 900 MHz untuk penelitian dan pengembangannya"
Donny mempertanyakan tentang janji pemerintah ataupun rencana kerja yang tertulis tentang “netralitas teknologi”, yakni mengharuskan suatu regulasi harus dapat diterapkan pada teknologi alternatif yang ada, tidak boleh hanya berlaku bagi jenis teknologi yang telah/sedang digunakan saja atau yang dianggap primadona/unggulan saja.
Baca juga:
2016, Balon Google Siap Mengudara di Tanah Air
Bos Indosat: Uji Coba Balon Google, Kita Pakai 5 MHz
Balon Internet Google Masuk Indonesia, Ini Komentar XL
Saat ini OpenBTS terbukti dapat melayani telekomunikasi rakyat di Wamena, Papua. Sejumlah pihak di Indonesia pun telah melakukan penelitian dan pemanfaatan OpenBTS secara terbatas, semisal yang dilakukan oleh Yayasan Air Putih, dalam penyediaan infrastruktur komunikasi saat gawat darurat kebencanaan.
Praktisi teknologi informasi Onno Purbo PhD juga telah menerbitkan buku tentang OpenBTS dan kerap mendorong sejumlah perguruan tinggi untuk memiliki laboratorium OpenBTS guna praktikum mahasiswa.
Menurut Donny, selama ini penelitan dan pengembangan OpenBTS di Indonesia, dan bahkan penerapannya di wilayah terisolir, belum mendapat dukungan yang memadai dari operator telekomunikasi Indonesia, dalam skema kerjasama bentuk apapun.
Donny berharap agar Kementerian Komunikasi dan Informatika agar dapat memberikan dukungan yang sama kepada OpenBTS, juga kepada teknologi alternatif lainnya bila ada, sebagaimana telah diberikan terlebih dahulu kepada Project Loon Google.
"Kami juga meminta kepada operator telekomunikasi Indonesia, hendaknya sepenuh hati mendukung penelitan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, semisal OpenBTS, yang sejatinya telah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh putra-putri Indonesia," tandasnya.
Teknologi OpenBTS adalah teknologi yang telah terbukti dapat dikembangkan dari-oleh-masyarakat Indonesia untuk membantu mengatasi kesenjangan pembangunan infrastruktur telekomunikasi, juga dalam situasi gawat darurat kebencanaan.
(dew)
Advertisement