Peringati Hari Uang, Menkeu Minta Masyarakat Gunakan Rupiah

Meski nilai tukar rupiah belum kembali ke level aman, tetapi telah berada dalam tren penguatan.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Okt 2015, 12:50 WIB
Warga menunjukkan uang pecahan Rupiah di layanan penukaran uang receh di Monas, Jakarta, Selasa (30/6). Bank Indonesia bekerjasama dengan 14 bank lainnya membuka loket penukaran uang pecahan kecil sejak 17 Juni-15 Juli 2015. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Uang Nasional, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meminta kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menggunakan rupiah dalam setiap transaksi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bambang mengatakan penggunaan rupiah dalam setiap transaksi di RI selain sebagai bentuk penghargaan terhadap mata uang yang sah, juga akan memberikan dampak yang positif bagi nilai tukar rupiah yang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Beberapa tahun terakhir rupiah menunjukkan kecenderungan pelemahan akibat tekanan eskternal dan domestik. Namun, dengan koordinasi yang dilakukan Kementerian Keuangan bersama dengan pihak terkait melalui kebijakan diharapkan bisa mendorong penguatan rupiah. Saat ini posisi rupiah mulai membaik," ujarnya dalam sambutan Upacara Perayaan Hari Uang Nasional di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Sabtu (31/10/2015).

Dia menjelaskan meski nilai tukar rupiah belum kembali ke level aman, tapi telah berada dalam tren penguatan. Bambang melihat bahwa hal tersebut sebagai hal yang patut disyukuri. 



Agar penguatan nilai tukar rupiah bisa terus berlangsung, pemerintah akan terus meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga iklim ekonomi yang baik. Ia pun juga meminta kepada semua pihak, terutama kalangan pengusaha, untuk ikut menjaga kestabilan rupiah. 

"Kita tidak dapat memungkiri bahwa saat ini rupiah belum berada dalam performa terbaiknya. Perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global yang sedang terjadi tetap membutuhkan kewaspadaan. Kemenkeu pun berkomitmen penuh untuk memfokuskan kebijakan ikut menjaga rupiah sesuai nilai fundamentalnya," kata dia.

Selain itu, kata Bambang, paket-paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan oleh pemerintah salah satunya bertujuan untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Oleh sebab itu, implementasi dari paket-paket kebijakan ini perlu didukung oleh seluruh masyarakat.

"Beberapa waktu terakhir, pemerintah juga sudah mengeluarkan serangkaian paket kebijakan ekonomi untuk menangani situasi perekonomian nasional saat ini. Segala ikhtiar pemerintah tentunya membutuhkan dukungan penuh dari seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Bloomberg, dalam satu bulan terakhir nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat 6,85 persen. Di awal Oktober 2015, rupiah berada di level 14.653 per dolar AS, sedangkan di penghujung bulan rupiah berada di level 13.684 per dolar AS. (Dny/Gdn)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya