Liputan6.com, Inggris - Rivalitas Diego Costa-Martin Skrtel kembali memanaskan duel Chelsea Vs Liverpool yang digelar di Stamford Bridge, kemarin malam. Keduanya kerap terlibat duel sengit dan sempat memicu aksi tidak sportif dari Costa
Striker Chelsea Diego Costa, kembali berulah dalam duel melawan Liverpool, kemarin malam. Pemain asal Spanyol itu tertangkap kamera melayangkan kaki ke arah rusuk bek Liverpool, Martin Skrtel.
Insiden ini berlangsung pada babak kedua saat kedua tim masih sama-sama kuat 1-1. Aksi itu bermula saat keduanya terjatuh usai berebut bola. Dalam potongan-potongan gambar yang dilansir Dailymail.co.uk, Costa tampak sengaja menjulurkan kakinya ke arah rusuk Skrtel saat berniat bangkit.
Advertisement
Aksi ini memang luput dari pengamatan wasit. Pasalnya, kejadiannya berlangsung sangat cepat. Namun menurut kolomnis yang juga mantan wasit Graham Poll, Costa telah melakukan aksi tambahan usai melakukan pelanggaran terhadap Skrtel.
"Ketika Diego Costa melakukan kesalahan kepada Martin Skrtel, tampak dia melakukan gerakan tambahan dengan kaki kanannya dan menendang pemain Liverpool dalam aksi kekerasan," katanya.
Wasit Mark Clattenburg sebenarnya berada tak jauh dari insiden tersebut. Namun dia sama sekali tidak memberikan kartu kepada Costa. Menurut Poll, sang pengadil lapangan sepertinya kesulitan menentukan keputusan karena insiden berlangsung cepat. "Mungkin juga dia berpikir itu sebagai balasan yang setimpal terhadap aksi Skrtel menghentikan Costa dengan lengannya pada babak pertama," katanya.
"Menurut saya dengan kecepatan seperti itu saya pikir wasit manapun akan melewatkan aksi pemain Chelsea itu; lewat tayangan ulang mungkin Costa bakal dapat kartu merah. Namun untunglah, kita masih percaya kepada wasit dalam mengambil keputusan yang mayoritas benar," sambung Poll.
Liverpool sendiri akhirnya menang dengan skor 3-1 atas Chelsea.
Bukan Kali Pertama
Bukan kali ini saja rivalitas Skrtel dan Costa berlangsung panas. Dalam duel-duel sebelumnya, keduanya juga beberapa kali sempat bersitegang.
Konflik keduanya bermula saat Slowakia bertemu Spanyol pada penyisihan Piala Eropa 2016, Oktober 2014. Saat itu, Skrtel dan memperkuat Slowakia mengejek Costa dengan kata-kata jorok Spanyol. Skrtel belajar dari rekan setimnya, Luis Suarez.
Gesekan kembali terjadi saat keduanya tampil dalam duel Liverpool vs Chelsea sebulan kemudian. Stelah dua keributan kecil di lapangan, keduanya kembali terlibat cekcok saat menuju kamar ganti, sebelum akhirnya dipisahkan pemain lain.
Di babak kedua, Skrtel juga sempat menarik baju Costa hingga robek. Namun pemain asal Spanyol itu tetap berhasil mencetak gol dan membawa timnya menang 2-1 atas Liverpool di Anfield Stadium.
Gesekan kembali terjadi Januari 2015 lalu saat Chelsea bertemu Liverpool di leg kedua semifinal Capital One Cup. Saat itu, Costa berusaha menginjak kaki Skrtel yang kemudian direspons pemain Swedia itu dengan mengayunkan kakinya.
Keduanya terlibat cekcok usai insiden ini. Namun mereka tidak mendapat hukuman dari wasit akibat kejadian tersebut. Meski demikian, FA menganggap aksi Costa telah berlaku tidak sportif dan menjatuhkan hukuman skors tiga laga kepadanya.
Advertisement
Ingatkan Rossi-Marquez
Tindakan tidak sportif seperti yang dilakukan Costa kepada Skrtel tak hanya terjadi di lapangan sepak bola. Di dunia balap, insiden seperti ini juga tak jarang terjadi. Bahkan baru-baru ini, publik sempat dibuat heboh dengan insiden yang melibatkan Valentino Rossi dan Marc Marquez pada MotoGP Sepang.
Dalam lap ketujuh race tersebut, Rossi yang memperkuat tim Movistar Yamaha terlibat kontak fisik dengan Marquez (Repsol Honda). Marquez akhirnya terjatuh dan menuding Rossi telah menendang setang dan remnya. Tudingan tersebut diperkuat dengan rekaman video yang menunjukkan kaki Rossi terangkat dari pijakannya saat benturan berlangsung. Pihak pengawas lomba juga telah menjatuhkan penalti 3 poin bagi pembalap berjuluk The Doctor itu.
Meski demikian, Rossi membantahnya. Dia telah mengajukan banding untuk membuktikan ucapannya. Sayang, banding tersebut ditolak. Kini Rossi tengah berjuang lewat lembaga arbitrasi internasional CAS. (Rco/Win)