Liputan6.com, Jakarta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang akan segera mengembangkan beberapa desa wisata baru menyusul tiga desa wisata yang selama ini sudah dikembangkan. "Saat ini sudah ada tiga desa wisata di Kota Semarang, yakni Desa Kandri, Desa Nongkosawit, dan Desa Wonolopo," kata Kepala Disbudpar Kota Semarang Masdiana Safitri di Semarang, seperti dikutip dari Antara, Senin (2/11/2015).
Ketiga desa wisata itu, yakni Desa Kandri dan Desa Nongkosawit yang berada di Kecamatan Gunungpati dan Desa Wonolopo yang terletak di Kecamatan Mijen. Masing-masing dengan berbagai potensi yang dimilikinya. Desa-desa wisata itu, kata dia, memiliki potensi wisata tersendiri yang dikembangkan, seperti Desa Kandri yang memiliki Goa Kreo, kemudian Desa Nongkosawit yang terkenal dengan buah duriannya.
Advertisement
Masdiana menjelaskan pihaknya sudah melakukan pemetaan di seluruh wilayah untuk menggali potensi wisata yang bisa dikembangkan lantaran tiga desa sudah dicanangkan sebagai desa wisata. "Rencananya kami akan mengembangkan desa-desa wisata baru di Kota Semarang. Pemetaan potensi wisata sudah kami lakukan dan ada beberapa desa yang siap untuk dikembangkan sebagai pariwisata," katanya.
Ia menyebut wilayah-wilayah yang akan dikembangkan sebagai desa wisata, antara lain Desa Bubakan di Kecamatan Mijen sebagai wisata jamu, kemudian di Kecamatan Banyumanik dan Semarang Barat. Untuk Desa Bubakan yang rencananya dikembangkan sebagai desa wisata, kata dia, wisatawan akan dimanjakan dengan wisata jamu atau obat-obatan herbal sekaligus menikmati suasana pertanian yang asri.
"Potensi wisata di Kota Semarang ini sebenarnya banyak sekali. Makanya, kami terus berupaya mengembangkan desa-desa wisata dengan potensi lokal yang dimiliki suatu daerah," katanya. Dengan konsep desa wisata, kata dia, pengembangan pariwisata di suatu daerah bisa dikelola dan dikembangkan secara optimal oleh pemerintah daerah didukung peran aktif masyarakat sekitar.
"Kalau kampung-kampung wisata, Kota Semarang ini sudah punya beberapa. Namun, desa wisata memang lebih lengkap sarana-prasarana dan fasilitasnya dibandingkan dengan kampung wisata," katanya.