Mazda Tak Mau Jadi Mainstream, Harus Berkarakter dan Ikonik

Mazda harus pintar-pintar memformulasikan strategi.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 02 Nov 2015, 10:01 WIB
Mazda Motor Corp's RX-Vision (REUTERS / Yuya Shino)

Liputan6.com, Tokyo - Mazda Motors Corporation (MC) sadar, mereka bukanlah pemain besar seperti merek-merek mobil lain asal Jepang. Untuk memantapkan posisinya di pasar global, Mazda harus pintar-pintar memformulasikan strategi.

Dalam sebuah wawancara sesi wawancara khusus dengan sejumlah media termasuk Liputan6.com, Chief Executive Officer MC Masamichi Kogai, menegaskan Mazda tak ingin menjadi brand yang mainstream.

"Target konsumen kami itu sifatnya urban, yang mana 15-20 persen hidup di kota besar," katanya. Sejauh ini, dari seluruh line-up yang ada. Penjualan global masih didominasi Mazda3 450 ribu, CX-5 580 ribu per tahun. Sementara untuk ASEAN, didominasi dengan Mazda2, BT50, dan CX-5.

"Setahun kami jual 100 ribu unit mobil Mazda," bebernya.

Mazda, lanjut Kogai, melihat hasil ini sebagai prestasi yang cukup memuaskan. Tentu, pabrikan berlambang burung camar ini punya strategi untuk meningkatkan performanya.

Yang perlu jadi catatan, Mazda menuturnya punya fokus yang jauh lebih penting daripada meningkatkan volume penjualan. Ya, di gelaran Tokyo Motor Show edisi ke-44, Mazda coba membangun sebuah pesan ke mana arah pabrikan ini berjalan.

Mazda, perlahan ingin membangun karakter 'beda' dari mobil Jepang lain. Segala aspek diperhatikan seperti kesenangan berkendara dan desainnya yang ikonik.

Tentu Anda sudah tahu, teknologi SKYACTIV dan gaya desain KODO menjadi formulasi dalam membangun kesan itu. Strategi ini mulai dijalankan sejak 2011. Mazda2, CX-5, Mazda6, CX3 telah menganut kosep tersebut.

Selain SKYACTIV dan desain KODO, ada hal lain yang ditempuh Mazda untuk membangun brand-nya, yakni warna.

"Kami punya banyak warna, tapi warna merah kami ingin identikkan dengan brand," tutur Kogai. 

Strategi Mazda ke depan

Dua mobil konsep, crossover dan sportscar mengisi panggung Mazda di arena Big Sight. Ia adalah Mazda Koeru dan RX-Vision.

Dapat dipahami, hadirnya Koeru merupakan perwujudan Mazda dalam menguatkan segmen crossover yang diprediksi naik signifikan. Mazda yakin, fenomena hijrahnya konsumen hatchback ke crossover akan menjangkiti pasar dunia. Praktis dengan line-up yang lengkap, mereka bisa menuai hasil manis.

Saat ini, Mazda memiliki CX-5 serta CX-3 untuk mengisi kelas crossover. Sementara Koeru, kabarnya akan diposisikan sebagai CX-4.

Kemudian, RX-VISION tentu punya posisi lain. Mobil ini akan lebih premium. Sportscar bermesin rotari ini menjadi kebanggan Mazda. Pasalnya, tak ada pabrikan lain yang konsisten dalam pengembangan jantung pacu hasil karya Felix Heinrich Wankel.

RX-VISION menggunakan solusi jantung mekanis yang dinamakan SKYACTIV-R. Dalam pengembangannya, Mazda melibatkan tak kurang dari 50 orang ahli.

Kiyoshi Fujiwara, Magaging Executive Officer MC, dalam proyek tersebut menuturkan SKYACTIV-R hadir dengan sejumlah perubahan termasuk solusi pengapian dan seal. Ini kata Fujiwara mampu menangani keluhan pada mesin Mazda terdahulu.

Kapasitas mesin mobil ini dikatakan lebih kecil. Rumornya, SKYACTIV-R memiliki konfigurasi dua mesin rotari berkapasitas masing-masing 800 cc dengan dua turbocharger.

Disinggung soal debut RX-VISION, Fujiwara belum bisa memberikan kepastian. Namun, hadirnya konsep tersebut di Tokyo Motor Show, Mazda bisa mendapat masukan untuk membuat produk yang pas dengan karakteristik konsumennya. Ini tak terlepas dari semangat Jinba-ittai.

(gst/sts)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya