Kesedihan dan Kemuraman Selimuti Rusia

Minggu, 1 November ditetapkan sebagai hari berkabung nasional oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 02 Nov 2015, 08:57 WIB
Kesedihan dan Kemuraman Menyelimuti Rusia (Reuters)

Liputan6.com, St Petersburg- Tumpukan karangan bunga memenuhi pelataran Bandara Udara Pulkovo St Petersburg. Karangan bunga tersebut ungkapan kesedihan warga atas melayangnya 224 nyawa penumpang pesawat 7K-9268 yang jatuh di Mesir.

Airbus A321 menukik jatuh di Pegunungan Sinai pada Sabtu 31 Oktober 2015.

Presiden Vladimir Putin menetapkan Minggu 1 November sebagai hari berkabung nasional atas tragedi itu. Dalam tragedi tersebut, 214 korban di antaranya adalah warga Rusia.

Tak hanya karangan bunga, lilin dan berlembar-lembar kertas ucapan dukacita juga menggunung di depan Bandara Pulkovo, St Petersburg. Kesedihan dan kemurungan menyelimuti Rusia.

"Teman sekelas istriku meninggal dalam kecelakaan itu. Dia terbang untuk pertama kalinya dan tidak kembali. Ini mimpi buruk bagi seluruh negeri," kata Yuri, seorang warga St Petersburg, kepada Reuters, Minggu 1 November 2015 di depan Bandara Pulkovo.

Bendera setengah tiang pun dikibarkan di seluruh negeri. Lilin disusun membentuk nomor penerbangan pesawat itu, di tangga Katedral Yesus Sang Penyelamat di Moskow. Pertandingan sepak bola di Rusia dimulai dengan mengheningkan cipta selama 1 menit untuk mengenang para korban.

"Ini adalah bencana. Aku berharap Tuhan menerima amal mereka yang ada di pesawat karena telah menderita," kata warga Moskow lainnya, Tatyana.

Ucapan belasungkawa juga berdatangan dari luar negeri. Di antaranya dari Presiden China Xi Jinping, Paus Fransiskus, dan Menteri Luar Negeri John Kerry, serta beberapa pemimpin negara lainnya.

Selama ini, Rusia dan negara bekas Soviet lainnya terkenal memiliki keamanan udara yang buruk, terutama penerbangan domestik. Beberapa kecelakaan disebabkan oleh usia pesawat yang tua. Namun, ahli penerbangan mencatat buruknya penerbangan di Rusia terjadi karena kurangnya pelatihan terhadap kru dan longgarnya pengawasan pemerintah.

Belum diketahui penyebab yang menyebabkan burung besi itu menukik tajam ke bumi. (Rie/Bob)*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya