Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah terbatas pada penutupan sesi pertama perdagangan saham awal pekan ini. Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) terkait deflasi Oktober 2015 sebesar 0,08 persen belum mampu angkat IHSG ke zona hijau.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (2/11/2015), IHSG turun tipis 6,3 poin atau 0,14 persen ke level 4.448,88. Indeks saham LQ45 susut 0,12 persen ke level 758,81. Sebagian besar indeks saham acuan melemah kecuali indeks saham JII naik 0,51 persen ke level 589,06.
Advertisement
Ada sebanyak 148 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 90 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. Adapun 67 saham lainnya diam di tempat.Total frekuensi perdagangan saham sekitar 121.613 kali dengan volume perdagangan saham 1,77 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,1 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham infrastruktur naik 1,49 persen, disusul sektor saham aneka industri mendaki 1,34 persen, dan sektor saham industri dasar naik 0,47 persen.
Sedangkan sektor saham keuangan melemah 1,22 persen, sektor saham perdagangan melemah 0,37 persen, dan sektor saham pertambangan susut 0,55 persen.Tekanan IHSG juga didorong dari aksi jual investor asing. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 215 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 300 miliar.
Saham-saham yang menekan IHSG antara lain saham SDMU turun 6,37 persen ke level Rp 397 per saham, saham META susut 3,36 persen ke level Rp 115 per saham, dan saham ASRI melemah 3,34 persen ke level Rp 376 per saham.
Saham-saham yang menguat signifikan antara lain saham INKP naik 23,03 persen ke level Rp 1.015 per saham, saham BISI mendaki 14,17 persen ke level Rp 1.370 per saham, dan saham TAXI menguat 6,55 persen ke level Rp 244 per saham.Bursa saham Asia juga tertekan pada hari ini.
Indeks saham Jepang Nikkei turun 1,87 persen ke level 18.726,06. Diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,60 persen ke level 22.504, dan indeks saham Singapura melemah 1,37 persen ke level 2.957. Sementara itu, nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 13.658 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan rilis data ekonomi yang terjadi deflasi pada Oktober 2015 belum mampu sepenuhnya mengangkat IHSG ke zona hijau. Akan tetapi, sentimen deflasi Oktober itu mengurangi pelemahan IHSG.
"Cukup direspons positif namun belum cukup kuat untuk mengangkat IHSG," kata Reza saat dihubungi Liputan6.com, Senin pekan ini.
Ia menambahkan, aksi jual masih terjadi seiring imbas pelemahan bursa saham regional setelah merespons negatif pelemahan data ekonomi China. (Ahm/Igw)