Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian di Eropa menemukan, beberapa faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi wanita, seperti usia saat menstruasi pertama atau usia ketika melahirkan anak pertamanya kemungkinan berhubungan dengan risiko kematian dini.
Dalam studi ini, peneliti melibatkan 323.000 wanita berusia rata-rata 50 tahun dari 10 negara Eropa. Mereka mempelajari diet, gaya hidup dan sejarah medis para wanita tersebut selama 13 tahun.
Advertisement
Penulis studi di epidemiologi kanker di Imperial College London, Melissa Merritt mengatakan, faktor-faktor lain yang dikenal untuk memengaruhi risiko kematian seperti indeks massa tubuh, kebiasaan merokok dan tingkat aktivitas fisik juga diperhitungkan.
Namun, pada akhir penelitian, sekitar 14.000 perempuan meninggal, termasuk sekitar 6.000 diantaranya meninggal karena kanker dan sekitar 2.400 meninggal akibat penyakit sistem sirkulasi (termasuk serangan jantung dan stroke).
Para peneliti menemukan, wanita yang mendapat haid pertama pada usia 15 atau lebih tua memiliki risiko 10 persen lebih rendah untuk meninggal dini. Namun, mereka yang mendapat haid pertama pada usia 12 atau lebih muda berisiko tinggi.
Selain itu, wanita yang melahirkan anak pertama pada 20 tahun atau lebih muda, memiliki risiko 10 persen lebih tinggi meninggal dini dibandingkan dengan mereka yang melahirkan di usia 26 dan 30 tahun.
Dan mereka yang melahirkan anak pertama pada usia 31 atau lebih tua, memiliki risiko 8 persen lebih tinggi untuk meninggal dini dibandingkan mereka yang melahirkan anak pertama pada usia antara 26 dan 30.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMC Medicine ini juga mencatat, ASI mengurangi risiko kematian dini hingga 8 persen. Begitupun dengan wanita yang mengambil pil KB, risiko kematiannya 10 persen lebih rendah ketimbang mereka yang tidak menggunakan alta kontrasepsi.
"Hubungan antara faktor-faktor reproduksi dan risiko perempuan meninggal selama periode waktu tertentu belum jelas. Tapi kami menduga, adanya perubahan hormonal yang terjadi pada tubuh perempuan saat menstruasi, kehamilan dan menyusui mungkin ada kaitannya," kata Melissa, seperti dikutip Huffingtonpost, Senin (2/11/2015).
Setidaknya, kata dia, studi lebih lanjut diperlukan untuk perencanaan strategi dalam mencegah penyakit jangka panjang pada wanita.