Liputan6.com, Jakarta Siapa yang ingin buta? Tentu tak seorang pun menginginkannya. Namun sebuah studi mengingatkan kita agar menjaga kesehatan mata karena sekitar satu miliar orang di dunia bisa mengalami kebutaan yang berawal karena rabun jauh di 2050.
Menurut penelitian yang dilakukan Brien Holden Vision Institute in Sydney, Australia pada 35 tahun mendatang sekitar lima miliar orang alami rabun jauh. Sebagian besar diantaranya merupakan rabun jauh dalam tingkat tinggi yang berisiko alami kebutaan.
Advertisement
Di Asia, rabun jauh adalah hal umum sementara kasus ini meningkat terus jumlahnya di Amerika Serikat. Pada awal 1970-an hanya sekitar 25 persen orang Amerika Serikat alami rabun jauh, namun di 2004 menjadi 42 persen berdasarkan data Brien Holden Vision Institute.
"Kami menyerukan ke pemerintah negara-negara dunia dan lembaga-lembaga kesehatan setempat, masyarakat, orangtua dan sekolah untuk memperhatikan kesehatan mata," terang CEO Brien Holden Vision Institute, Kovin Naidoo.
Rabun jauh biasa dimulai sejak anak-anak. Faktor utamanya adalah genetik seperti diungkapkan profesor di departemen ophthalmology NYU School of Medicine, Amerika Serikat, Lisa Park seperti dikutip laman Marie Claire, Selasa (3/11/2015).
Lalu menurut studi yang dipublikasikan JAMA Ophthalmology, anak pertama cenderung pakai kacamata karena tuntutan untuk memperoleh pendidikan tinggi. Hal tersebut membuat anak-anak sibuk belajar dan jarang terkena sinar matahari sehingga memicu mata jadi rabun jauh.
Salah satu cara untuk mencegah mata jadi rabun jauh yakni dengan membiarkan anak bermain di luar ruangan paling tidak dua jam per hari. "Lalu batasi anak untuk bermain dengan gadget terlalu lama," papar Naidoo.