Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat di awal pekan ini didukung penguatan saham perawatan kesehatan seiring aktivitas akuisisi dan data manufaktur global melambat.
Momentum penguatan berlanjut pada awal November 2015 setelah indeks saham utama mencatat kinerja bulanan terbaiknya dalam empat tahun pada Oktober. Bahkan indeks saham Nasdaq sentuh level tertinggi intraday dalam 15 tahun.
Advertisement
Indeks saham Dow Jones naik 119,89 poin atau 0,68 persen ke level 17.783,43. Diikuti indeks saham S&P 500 menguat 19,5 poin atau 0,94 persen ke level 2.098,86. Indeks saham Nasdaq bertambah 65,07 poin atau 1,29 persen ke level 5.118,82.
Rilis data manufaktur menjadi salah satu sentimen yang pengaruhi bursa saham. Data aktivitas manufaktur AS ke level terendah dalam 2,5 tahun. Akan tetapi jumlah pemesanan alami kenaikan. Aktivitas manufaktur di Jerman juga mengalahkan perkiraan ekonom, dan aktivitas manufaktur di Eropa Tengah dan Timur juga lebih kuat pada Oktober.
"Fakta kalau pelaku pasar mendapatkan data manufaktur kokoh di luar AS disertai dengan manufaktur AS, mendukung untuk mendorong aset berisiko," ujar Mark Luschini, Kepala Riset Janney Montgomery Scott seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (3/11/2015).
Penguatan bursa saham AS juga didukung sejumlah sektor saham. Indeks sektor saham energi S&P 500 naik 2,4 persen. Sektor saham ini naik didukung saham Exxon dan Chevron berkinerja positif bagi indeks Dow Jones. Saham Chevron naik 4,4 persen menjadi US$ 94,88 dan saham Exxon naik 2,8 persen ke level US$ 85,09.
Sektor saham kesehatan meningkat 1,8 persen. Saham Pfizer menguat 3,6 persen dan saham Abbvie melonjak 5,5 persen. Saham Dyax menguat 28,8 persen menjadi US$ 35,45 setelah produsen obat British Shire menyatakan akan membeli Dyan senilai US$ 5,9 miliar. Indeks saham Nasdaq Bioteknologi pun menguat 3,6 persen.
Sementara itu, saham Hewlett-Packard melonjak 13,7 persen menjadi US$ 13,92 setelah memutuskan untuk berpisah. Sedangkan saham Hewlett Packard Enterprise tergelincir 0,6 persen menjadi US$ 14,63. Saham Visa melemah 3,2 persen menjadi US$ 75,08 setelah menawarkan untuk membeli Visa Eropa senilai US$ 23,3 miliar. (Ahm/Igw)