Liputan6.com, Padang - PT Pertamina Persero kesulitan mengirimkan bahan bakar minyak (BBM) keluaran terbaru Pertalite ke sebagian wilayah timur Indonesia. Khususnya di wilayah maluku dan Papua. Hal ini karena biaya distribusi yang sangat mahal.
"Yang belum itu Maluku dan Papua, kami masing menghitung-hitung biaya distribusi ke sana, atau mungkin akan dikirim dengan kemasan ukuran liter," ujar Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang, saat aktivasi Pertalite di Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (3/11/2015).
Ahmad menjelaskan, Pertamina tengah membangun fasilitas dan menghitung biaya distribusi ke daerah timur Indonesia itu. Fasilitas yang ia maksud, berupa tangki penampungannya. Ahmad menargetkan pada Desember ini, masyarakat Maluku dan Papua dapat menikmati Pertalite.
Baca Juga
Advertisement
"Kita tengah mengusahakannya, kita menargetkan 5 SPBU di Maluku dan 2 di Papua," kata Ahmad.
Awalnya, Pertalite di uji cobakan pemasarannya pada akhir Juli lalu. Produk baru ini mendapat respons yang positif, dengan terus bertambahnya penyaluran pada setiap SPBU.
Dari hasil uji coba tersebut, Pertamina mencatat peningkatan yang luar biasa. Dari 101 SPBU yang di uji coba untuk menjual Pertalite, meningkat menjadi 1.250 SPBU se-Indonesia.
"Target kami akhir tahun ini, dari 5.800 SPBU yang ada, 1.600nya sudah menjual Pertalite. Kami sangat optimis, hari ini bisa tembus 4.000 KL seharinya, untuk target selanjutnya kami ingin mencapai angka 6.000 KL perhari di seluruh Indonesia," kata Ahmad. (Nil/Mut)