Liputan6.com, Jakarta - Rilis data makro ekonomi Indonesia positif ditambah data ekonomi Amerika Serikat (AS) kurang baik membuat nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS.
Berdasarkan data valuta asing Bloomberg, Selasa (3/11/2015) rupiah dibuka 34 poin ke level 13.635 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin di kisaran 13.669 per dolar AS. Dolar AS sempat melemah terhadap rupiah di kisaran 13.526 pada pukul 10.45. Sepanjang Selasa pagi ini, rupiah bergerak di kisaran 13.518-13.635 per dolar AS.
Advertisement
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga menguat. Rupiah menguat 88 poin menjadi 13.594 per dolar AS pada Selasa 3 November 2015 dari perdagangan kemarin di level 13.682 per dolar AS.
Analis Pasar Uang PT Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova menuturkan rilis deflasi Oktober mencapai 0,08 persen disambut positif oleh pelaku pasar. Deflasi tersebut memang menunjukkan dua hal antara lain permintaan masyarakat masih lemah. Di sisi lain, pengendalian harga terkendali.
Akan tetapi, Rully menilai, deflasi Oktober yang terjadi mendorong harapan kalau target inflasi 2015 akan tercapai. Bank Indonesia menargetkan inflasi empat persen dengan plus minus 1 persen.
Selain itu, harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif membaik pada kuartal III 2015 ketimbang kuartal sebelumnya, Rully menilai juga mendukung penguatan rupiah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 4,85 persen.
Rully menuturkan sentimen lainnya yang pengaruhi rupiah yaitu data ekonomi AS kurang baik mulai dari indeks manufaktur dan penjualan rumah baru melambat. Kini pelaku pasar fokus terhadap rilis data penyerapan tenaga kerja pada pekan ini. Hal ini sebagai petunjuk apakah bank sentral AS akan menaikkan suku bunganya pada tahun ini.
"Rupiah akan bergerak di kisaran 13.600 per dolar AS pada hari ini," kata Rully.Pada pagi ini di pasar keuangan, indeks dolar AS cenderung stabil di kisaran 96,889. Sedangkan terhadap yen, dolar berada di kisaran 120,78. (Ahm/Igw)