Liputan6.com, Singapura - stabil pada perdagangan Selasa pekan ini setelah empat hari melemah, bahkan menyentuh level terendah. Investor sempat melakukan aksi jual setelah harapan bank sentral Amerika Serikat (AS) akan menaikkan suku bunga pada Desember 2015.
Di pasar spot, harga emas naik 0,1 persen menjadi US$ 1.134,60 per ons pada Selasa pagi ini. Akan tetapi, harga emas itu juga masih mendekati level terendah dalam empat minggu di kisaran US$ 1.132,35.
Advertisement
"Kami masih berpandangan negatif terhadap harga emas dalam jangka pendek. Hal itu lantaran sejumlah sentimen yang mewarnai gerak emas mulai dari dolar AS menguat, bursa saham melonjak, dan kebimbangan bank sentral AS. Sentimen itu membuat harga emas cenderung defensif sedikit lebih lama," kata Analis INTL FC Stone, Edward Meir, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (3/11/2015).
Data ekonomi AS juga cukup bervariasi di awal pekan. Aktivitas manufaktur pada Oktober mencapai level terendah dalam 2,5 tahun. Akan tetapi, pesanan baru AS juga menunjukkan data cenderung tertekan, sedangkan belanja kontruksi naik pada September 2015.
Mengutip www.fortisasiafutures.com, emas diperdagangkan dalam kisaran sempit di sesi Asia pada Selasa pekan ini. Investor mencari kejelasan lebih lanjut tentang prospek tingkat suku bunga AS.Bank sentral AS menghadapi dilema dalam menaikkan suku bunga pada akhir 2015.
Hal itu lantaran data ekonomi dan pertumbuhan global di China menyajikan latar belakang yang lemah untuk kebijakan moneter ketat.
"Terpantau pada awal perdagangan pagi ini emas bergerak naik tipis, tapi masih bergulir di bawah rata-rata pergerakan 20 dan 50 harian. Logam bergerak datar dengan stochastic masih berada di area jual. Resistance dan support berada di harga US$ 1.140,30-US$ 1.127," tulis riset itu. (Ahm/Igw)*