4-11-1995: 3 Tembakan Akhiri Hidup PM Israel Yitzhak Rabin

PM Yizthak Rabin tewas akibat tiga tembakan dari jarak dekat yang diarahkan ke perut dan dadanya.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 04 Nov 2015, 06:00 WIB
Bill Clinton memperkenalkan Yitzhak Rabin dan Yasser Arafat secara khusus kepada khalayak di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat. (Reuters/Gary Hershorn)

Liputan6.com, Tel Aviv - Awan kelabu meliputi Israel di hari itu. Perdana Menteri (PM) yang tengah berkuasa Yitzhak Rabin terbunuh.

Rabin tewas akibat tiga tembakan dari jarak dekat yang diarahkan ke perut dan dadanya. Pembunuhan terhadap Rabin dilakukan usai ia mengikuti aksi unjuk rasa damai di Tel Aviv.

Usai ditembak, Rabin sempat dilarikan ke rumah sakit di Tel Aviv. Sayangnya nyawa dari pria yang sempat menjabat sebagai Menteri Pertahanan ini tak tertolong.

Tak lama setelah penembakan, pelaku pembunuhan, Yigal Amir berhasil ditangkap. Dalam pengakuannya, pelaku yang berusia 27 tahun ini sempat mengaku ragu untuk menembak Orang Nomor Satu di Pemerintahan Negara Yahudi itu.

Namun, dia menyatakan sama sekali tidak menyesali perbuatan kejinya tersebut.

Sebenarnya unjuk rasa yang diikuti Rabin dan ribuan pengikutnya, untuk mendukung pemerintahan Israel yang dipimpinnya sudah dijaga ekstra ketat. Tetapi, Poisi Israel kecolongan karena mereka mengizinkan kelompok sayap kanan untuk masuk di area demo.

Kelompok itu merupakan grup yang menolak pembicaraan damai Israel-Palestina. Diskusi damai Israel merupakan salah satu agenda utama pemerintahan Rabin.

Kematian Rabin sontak membuat kesedihan mendalam bagi para pemimpin dunia. Saat Rabin dimakamkan sejumlah pemimpin negara-negara dunia menyempatkan diri memberikan penghormatan terakhirnya bagi Rabin.

Presiden AS kala itu, Bill Clinton memuji habis-habisan jasa dari Rabin. Dia yakin, selama hidup sang Letnan Jenderal itu mendedikasikannya untuk mencapai cita-cita perdamaian.

Selain Clinton, pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Yasser Arafat menyampaikan duka mendalam atas nama bangsa Palestina terkait wafatnya Rabin.

"Saya harap kami --Israel dan Palestina-- punya kemampuan untuk melupakan kejadian ini dan melanjutkan proses perdamaian di seluruh wilayah Timur Tengah," ucap Yasser seperti dikutip dari BBC History.

Pascakejadian menyedihkan itu, Menteri Luar Negeri Israel Shimon Peres ditunjuk menjadi Pelaksana Tugas Perdana Menteri. Selesai dilantik Peres pun langsung menyusun kabinet darurat untuk menjalankan roda pemerintahan Israel.

Di tanggal yang sama pada 2008, Barack Obama terpilih jadi Presiden AS. Pria yang pernah tinggal di Indonesia merupakan Presiden Afro-Amerika pertama Negeri Paman Sam.

Sementara itu pada 1918, dua negara Eropa Austria dan Hongaria menyerah pada Italia. Peristiwa tersebut terjadi pada perang dunia I. (Ger/Tnt)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya