Liputan6.com, Semarang - Baru-baru ini terungkap keberadaan sebuah situs purbakala di dekat peternakan ayam di Desa Tempel, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah. Situs itu diduga merupakan sisa-sisa bangunan candi pada zaman Mataram kuno.
Meski baru terungkap sekarang, keberadaan situs ini sudah diketahui sejak lama oleh warga setempat. Situs ini pun membawa banyak kisah bagi warga setempat, termasuk bagi pekerja peternakan di dekat situs.
Ali Imron (35), warga asli Boyolali yang sudah bekerja di peternakan selama 9 tahun mengungkapkan, ia mulai bekerja di peternakan pada awal 2006. Saat pertama kali datang, situs tersebut relatif masih terawat. Nyaris tiap hari ia menemukan sebaran bunga tabur, menandakan ada peziarah yang datang.
Paling banyak sebaran bunga tabur itu di arca Nandiswara atau patung sapi. Sebagai anak muda, Ali mencoba meruntuhkan mitos yang menyebut tempat tersebut angker.
"Saat saya datang sudah ada situsnya. Saya penasaran ada patung sapi di sana. Waktu itu arca sapi memang sudah rusak, meski tak separah sekarang," kata Ali kepada Liputan6.com, Rabu (4/11/2015).
Arca Nandi atau patung sapi yang sudah rusak itu kemudian diperlakukan seperti batu biasa, bahkan digunakan untuk main-main.
Sesekali ada rasa khawatir juga. Sehingga pada suatu malam, ia mengalami kejadia aneh. Saat tidur ia seolah bangun dan melihat ada sapi besar di depannya. Sapi itu langsung menyeruduk hingga Ali terjatuh. Rasa sakit dan ketakutan itu terasa saat ia benar-benar sadar.
"Patung sapinya saya buat main-main, ternyata malamnya saya seperti didatangi sapi besar dan diseruduk sampai jatuh. Sejak saat itu saya ketakutan," kata Ali.
Ada Penunggunya
Advertisement
Ali pun menceritakan pengalamannya kepada karyawan lain. Saat itulah ia tahu bahwa tidak hanya dia yang mengalaminya. Setiap karyawan baru pasti akan mengalami hal serupa, bahkan banyak yang mengaku melihat penampakan sapi seperti dalam mimpi Ali.
"Kata 'orang pintar' di sini ada penunggunya wanita cantik didampingi banyak prajurit. Kalau orang baru ke sini katanya pasti diganggu," ungkap Ali.
Karyawan lain yang merupakan warga Dusun Tempel, Sudji (58), mengatakan bongkahan batu itu sudah diketahui sejak puluhan tahun lalu. Banyak warga yang bertapa mencari wangsit dan anak-anak dilarang mendekat karena dipercaya ada penunggunya.
"Dulu banyak yang cari nomor (togel) atau cari ilmu. Tapi anak-anak tidak boleh ke sini, kata bapak saya wingit, ada genderuwonya," kata Sudji.
Situs purbakala tersebut sudah mengalami kerusakan sejak pembangunan peternakan pada 1994 lalu. Bangunan peternakan sama sekali tidak menyentuh tanah berukuran 4 x 4 meter tempat situs berada, namun kerusakan terjadi akibat orang-orang tidak bertanggung jawab, termasuk beberapa pekerja bangunan yang membangun peternakan itu.
"Ini sudah sejak lama, dulu masih bagus, patung sapinya masih utuh. Tahun 1994 peternakan ini dibangun, saat pembangunan itu mulai rusak karena tukang (buruh bangunan) mengambili batu-batunya," kata Sudji. (Sun/Ans)