Wanita Hebat di Balik Suksesnya Perusahaan Teknologi Raksasa

Dalam dunia entrepreneur, baik laki laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Nov 2015, 10:45 WIB
Dalam dunia entrepreneur, baik laki laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.

Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia entrepreneur, baik laki laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Bahkan beberapa perempuan kini berhasil mendirikan bisnis berbasis teknologi. Berikut ini adalah beberapa perempuan yang berhasil mendirikan perusahan berbasis teknologi dilansir dari inc, Selasa 13 Oktober 2015.

 Anne Wojcicki

Orang mengetahui Anne Wojcicki sebagai mantan istri salah satu pendiri Google, Sergey Brin. Namun, ia juga ingin berwirausaha. Pada 2006, ia ikut mendirikan 23andMe, sebuah perusahaan yang meneliti genetik seseorang. Dengan mengetahui genetik klien, seorang klien dapat mengetahui potensi penyakit yang mungkin diderita dan melakukan pencegahan bahkan menyembuhkannya. Pada 2013, US Food and Drug Administration menutup layanan pengujian genetik 23andMe. Meskipun demikian, klien masih dapat mendapatkan informasi tentang nenek moyang mereka. 23andMe telah mencatatkan keuntungan sekitar US$ 111 juta sejauh ini, dan aset lebih dari US $ 1 miliar.


Sandy Lerner

Sandy Lerner adalah salah satu pendiri Cisco Systems, perusahaan tersebut bergerak dalam bidang teknologi informasi selama puluhan tahun. Lerner dan pacarnya Len Bosack mendirikan Cisco pada 1984. Pada 1990, Lerner memecat CEO perusahaan tersebut dan Bosack berhenti mendukung dirinya. Selepas dari Cisco, Lerner sempat merambah bisnis kosmetik Urban Decay, namun ia menjualnya kepada Louis Vuitton pada 2000. Lerner sekarang bekerja di bidang pertanian di mana ia gencar mempromosikan pertanian organik.


Judith Faulkner

Judith Faulkner adalah pendiri sekaligus CEO Epic Systems Corporation, sebuah perusahaan pembuat perangkat lunak untuk rekam medis di rumah sakit. Pada 2014, EPIC mencatatkan pendapatan sebesar US$ 1,8 miliar. Keberhasilan Epic sungguh luar biasa mengingat modal awal perusahaan tersebut hanya US$ 6.000. Meskipun cukup sukses, perusahaan tidak berencana berubah menjadi perusahaan publik. Kini kepemilikan Epic tetap berada di tangan Judith Faulkner dan para karyawan. (Ilh/Zul)*

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya