Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Google, Larry Page, menyerahkan pengambilan keputusan mengenai masa depan Google di Tiongkok kepada Sundar Pichai yang kini menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO). Sampai saat ini, Tiongkok adalah salah satu negara yang tidak bisa dijelajahi dengan bebas oleh Google.
Page mengungkapkan bahwa dia telah menyerahkan tanggungjawab pengambilan keputusan tersebut kepada Pichai. "Saya juga melimpahkan pertanyaan tersebut kepada Pichai. Saya membantunya memikirkan hal tersebut, tapi saya tidak harus menjawab pertanyaan tersebut," ungkap Page, seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (5/11/2015).
Seperti diketahui, Google menarik banyak bisnisnya dari Tiongkok, termasuk mesin pencari pada 2010. Hal tersebut dilakukan menyusul perselisihan dengan otoritas setempat mengenai sensor dan serangan cyber.
Kendati demikian, Google sendiri diketahui tetap berusaha memperkuat pangsa pasarnya di Negeri Tirai Bambu yang merupakan pasar pengguna internet terbesar di dunia. Menurut laporan Wall Street Journal, Google tengah bernegosiasi dengan Pemerintah Tiongkok mengenai sebuah versi khusus Play Store yang hanya akan berisi berbagai aplikasi atas persetujuan pemerintah.
Sebelumnya, pendiri lain Google yaitu Sergey Brin, juga pernah menyinggung kemungkinan kembalinya sang raksasa mesin pencari ke Tiongkok. Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal pada akhir Oktober, ia mengatakan bahwa Google dan anak usaha Alphabet yang lain bisa memilih negara mana pun untuk berbisnis.
"Semua bisnis Alphabet bisa membuat keputusan sendiri mengenai di negara mana ingin beroperasi," tuturnya kala itu.
Meski tak bisa berbisnis secara maksimal di Tiongkok, bukan berarti Google sama sekali tidak bertaring. Sejauh ini, Android besutan Google adalah sistem operasi (OS) yang paling banyak digunakan di negara tersebut.
(din/dew)
Google Masih Berhasrat Taklukkan Tiongkok
Pendiri Google, Larry Page, menyerahkan pengambilan keputusan mengenai masa depan Google di Tiongkok kepada sang CEO, Sundar Pichai.
diperbarui 05 Nov 2015, 12:27 WIBKehadiran balon internet Google akan mengatasi kesenjangan digital di Indonesia
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 Energi & TambangKabar Buruk, Harga Emas Diramal Terus Anjlok
9 10
Berita Terbaru
Cara Bikin Uli Ketan Putih: Panduan Lengkap Membuat Kudapan Tradisional yang Lezat
Top 3: Cara Ampuh Hilangkan Rasa Pahit di Bunga Pepaya
Kalahkan Perak, Bitcoin Jadi Aset Terbesar ke-8 Dunia
Top 3 Tekno: Kehadiran AI di Microsoft Notepad Hingga Dukungan Warganet ke Timnas
Doa Mandi Wajib Pria Keluar Mani dengan Sengaja, Lengkap Tata Caranya
Founder Nvidia Jensen Huang Keringetan Makan Gultik Blok M, Tengok Jumlah Hartanya
Sudah Bisa Dipesan, Yuk Berburu Tiket Kereta Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025
Waspadai Penipuan Undian Berhadiah BRImo FSTVL, Kenali Perbedaan yang Asli dan Palsu
Nilai Transaksi Saham Sepekan Naik 5,09% Menjadi Rp 12,28 Triliun
Lisa Blackpink Makan Nasi Goreng Pakai Kerupuk Sewaktu Tiba di Jakarta
Dibantai Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Calvin Verdonk Beber Strategi Bangkit Lawan Arab Saudi
Cara Mengurus Balik Nama Sertifikat Tanah, Simak Panduan Lengkapnya