Google Masih Berhasrat Taklukkan Tiongkok

Pendiri Google, Larry Page, menyerahkan pengambilan keputusan mengenai masa depan Google di Tiongkok kepada sang CEO, Sundar Pichai.

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Nov 2015, 12:27 WIB
Kehadiran balon internet Google akan mengatasi kesenjangan digital di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Google, Larry Page, menyerahkan pengambilan keputusan mengenai masa depan Google di Tiongkok kepada Sundar Pichai yang kini menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO). Sampai saat ini, Tiongkok adalah salah satu negara yang tidak bisa dijelajahi dengan bebas oleh Google.

Page mengungkapkan bahwa dia telah menyerahkan tanggungjawab pengambilan keputusan tersebut kepada Pichai. "Saya juga melimpahkan pertanyaan tersebut kepada Pichai. Saya membantunya memikirkan hal tersebut, tapi saya tidak harus menjawab pertanyaan tersebut," ungkap Page, seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (5/11/2015).

Seperti diketahui, Google menarik banyak bisnisnya dari Tiongkok, termasuk mesin pencari pada 2010. Hal tersebut dilakukan menyusul perselisihan dengan otoritas setempat mengenai sensor dan serangan cyber.

Kendati demikian, Google sendiri diketahui tetap berusaha memperkuat pangsa pasarnya di Negeri Tirai Bambu yang merupakan pasar pengguna internet terbesar di dunia. Menurut laporan Wall Street Journal, Google tengah bernegosiasi dengan Pemerintah Tiongkok mengenai sebuah versi khusus Play Store yang hanya akan berisi berbagai aplikasi atas persetujuan pemerintah.

Sebelumnya, pendiri lain Google yaitu Sergey Brin, juga pernah menyinggung kemungkinan kembalinya sang raksasa mesin pencari ke Tiongkok. Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal pada akhir Oktober, ia mengatakan bahwa Google dan anak usaha Alphabet yang lain bisa memilih negara mana pun untuk berbisnis.

"Semua bisnis Alphabet bisa membuat keputusan sendiri mengenai di negara mana ingin beroperasi," tuturnya kala itu.

Meski tak bisa berbisnis secara maksimal di Tiongkok, bukan berarti Google sama sekali tidak bertaring. Sejauh ini, Android besutan Google adalah sistem operasi (OS) yang paling banyak digunakan di negara tersebut.

(din/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya