Kepala BKPM: Iklim Investasi di Batam Tak Ada Masalah Berarti

Menurutnya, di era persaingan bisnis yang begitu kompetitif di tingkat regional, kerap kali merebak rumor-rumor yang memperparah situasi

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Nov 2015, 15:58 WIB
Kepala BKPM Franky Sibarani (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Demonstrasi hingga penyanderaan atau boikot pabrik masih menjadi isu hangat di Kota Batam, Kepulauan Riau. Aksi anarkis ini membuat sejumlah perusahaan asing gerah dan dikabarkan hengkang dari Batam, seperti Siemens, Seagate dan lainnya. Namun isu tersebut ditampik pemerintah.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani membantah kabar tersebut setelah melakukan kunjungan kerja dan berdialog dengan ‎pengusaha-pengusaha atau investor Batam terkait iklim investasi di wilayah tersebut, termasuk melibatkan pemerintah daerah (pemda) setempat.

"Isu itu tidak benar. Ada persepsi yang sering tidak jelas. Maka dari itu, kedatangan kita mau memastikan kebenarannya dan terbukti tidak benar," tegas Franky saat ditemui di Kawasan Industri Batamindo, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (4/11/2015).

Menurutnya, di era persaingan bisnis yang begitu kompetitif di tingkat regional, kerap kali merebak rumor-rumor yang memperparah situasi dan kondisi iklim investasi di Indonesia, termasuk di Batam. Namun pemerintah sudah bekerja dan mengupayakan solusi selama satu tahun ini. "Ada rumor-rumor yang membuat semuanya jadi tidak jelas," ucap Franky.

Ia memastikan, kondisi iklim investasi di Batam saat ini sangat baik. Sehingga beberapa perusahaan asing maupun domestik melakukan ekspansi. ‎Salah satunya PT Sumitomo Wiring System Batam Indonesia senilai US$ 5 juta dengan penyerapan tenaga kerja 1.500 orang.

"Dalam kunjungan ini, ada beberapa pengelola dari kawasan industri Batam bilang, kondisinya cukup baik. Di mana tidak ada permasalahan cukup berarti yang membuat industri di sini meninggalkan Batam. Justru malah banyak yang sedang ekspansi," terangnya.

Realisasi ekspansi usaha ini, diakui Franky, karena adanya komitmen pemerintah yang terus memperbaiki permasalahan sistem perburuhan di Indonesia, seperti kasus tuntutan upah minimum dan keamanan bagi dunia usaha dalam melakukan aktivitas bisnisnya.

"Di luar situasi ekonomi yang sedang sulit saat ini, beberapa pengusaha memang punya kemampuan perluasan investasi. Dan tidak menutup kemungkinan, akan ada perpindahan industri dari berbagai negara lain ke Indonesia di tahun-tahun mendatang karena jaminan keamanan sudah kita berikan," jelas Franky.

Untuk diketahui, Siemensdikabarkan minggat dari Batam bersama, Japan Servo, Seagate, Xenon, Sun Creation Indonesia dan perusahaan Penanaman Modal Asing lainnya. Bahkan kabar lain meruak bahwa beberapa perusahaan masih didemo buruh sehingga ada indikasi merelokasi pabriknya ke luar Batam, diantaranya Sanyo, Phillips, Sanmina dan lainnya. (Fik/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya