‎BPS: Ekonomi RI Tumbuh 4,73% di Kuartal III 2015

Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2015 di bawah prediksi para ekonom.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Nov 2015, 11:45 WIB
Pekerja saat membangun tiang konstruksi pembangunan gedung di Jakarta Pusat, Senin (19/10/2015). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,85 persen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,73 persen. Sementara nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Negara untuk periode Juli-September 2015 senilai Rp 2.311,2 triliun.

Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto, mengungkapkan, ‎realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini lebih baik dibanding pencapaian di kuartal sebelumnya. Tercatat, pada kuartal II 2015 pertumbuhan ekonomi RI di level 4,67 persen dan di kuartal I 2015 tercatat 4,72 persen.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal III tercatat 4,73 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi sampai dengan kuartal III ini sebesar 4,71 persen. Sementara nilai PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) di angka Rp 2.311,2 triliun dan atas dasar harga berlaku (ADHB) di angka Rp 2.982,6 triliun," katanya saat konferensi pers PDB Kuartal III di kantor BPS, Jakarta, Kamis (5/11/2015). 

Menurut Suhariyanto, pertumbuhan ekonomi tersebut masih melambat karena tekanan faktor eksternal dan internal. Dari dalam negeri, ada beberapa penyebabnya, seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah pada kuartal III 2015 serta menurunnya realisasi penerimaan pajak.

"Yang membuat lebih tinggi dibanding kuartal I dan II adalah karena belanja pemerintah meningkat, terutama belanja barang 34 persen dan belanja modal naik sampai 58,10 persen. Serta inflasi terkendali 6,83 persen secara tahunan pada September 2015," paparnya.

Dari faktor eksternal, menurutnya, perekonomian Indonesia masih tertekan karena melambatnya ekonomi dunia di kuartal III. Hal itu terjadi akibat pelemahan harga komoditas primer dan ekonomi banyak negara mengalami kontraksi atau tekanan. ‎

"Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia cenderung melemah, seperti ekonomi AS tumbuh 2 persen dari sebelumnya 2,7 persen. Tiongkok pun merosot dengan pertumbuhan 6,9 persen dari 7 persen dan Singapura dengan pelemahan ekonomi dari 1,7 persen menjadi 1,4 persen," kata Suhariyanto. 

Realisasi pertumbuhan ekonomi ini di bawah prediksi dari para ekonom. Pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Riyanto memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI mengarah ke level 4,8 persen pada kuartal III 2015. Pertumbuhan ekonomi disumbang dari kenaikan penyerapan anggaran pemerintah.

"Prediksinya di bawah 5 persen atau tepatnya 4,8 persen. Tidak mungkin di atas 5 persen," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com.

Lebih jauh dijelaskan Riyanto, lokomotif pertumbuhan ekonomi pada periode Juli-September 2015 adalah penyerapan anggaran pemerintah yang mulai terkerek naik.

Dari hasil laporan Presiden Joko Widodo (Jokowi), penyerapan belanja di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) ‎2015 sudah mencapai 70 persen.

"‎Saya menduga lokomotif pertumbuhan ekonomi kuartal III adalah pengeluaran pemerintah. Proses tender sudah selesai dan proyek sudah jalan karena selama ini menumpuk di kuartal II. Memang puncak penyerapan belanja terdorong di kuartal III dan IV," jelasnya. (Fik/Gdn)*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya