Ngurah Rai Ditutup 3 Hari, Terminal Bus Ubung Dipadati Penumpang

Jumlah penumpang di terminal Ubung, Denpasar melonjak hingga 100 persen.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Nov 2015, 17:10 WIB
Penumpang di Bandara Ngurah Rai Bali (Liputan6.com/ Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Penumpang pesawat yang seharusnya terbang dari Bandara Ngurah Rai, Bali terpaksa berpindah menggunakan bus yang berangkat dari terminal Ubung, Denpasar. Hal ini disebabkan bandara Ngurah Rai yang ditutup selama beberapa hari karena dampak letusan Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Akibatnya, terminal Ubung Denpasar yang melayani transportasi ke berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera dipadati penumpang.

Seperti dilansir Antara, Kamis (5/11/2015), ratusan penumpang yang gagal berangkat dengan pesawat udara terpaksa menempuh jalan darat dengan menggunakan bus dari terminal antar-provinsi itu.

Niluh Adi, seorang penjual tiket bus di Terminal Ubung menjelaskan, lonjakan penumpang paska penutupan Bandara Ngurah Rai, akibat erupsi di Lombok membuat kondisi penumpang di terminal mengalami peningkatan hingga 100 persen.

"Sejak Rabu (4 November 2015) sore, lonjakan penumpang mulai terasa, jauh seperti hari-hari biasanya, sekarang ini ramai penumpang yang datang memesan tiket," ujar dia.

Toni, penjual tiket bus lainnya, mengatakan, penumpang yang memesan tiket rata-rata mengambil jurusan ke Surabaya dan Yogyakarta. "Harga tiket sama saja masih berkisar Rp250.000/orang, tidak ada peningkatan dari hari-hari sebelumnya. Jumlah penumpang mengalami peningkatan hingga 100 persen," ujar Toni.

Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV, Yusfandri Gona sebelumnya mengatakan, sebanyak 692 jadwal penerbangan domestik dan internasional di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, terpaksa dibatalkan sebagai dampak erupsi Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Pembatalan ratusan penerbangan itu mulai saat bandara ditutup pada Selasa 3 November 2014 hingga Kamis 5 November 2015 pagi. Jumlah penerbangan yang dibatalkan itu terdiri dari 183 jadwal kedatangan dan 189 keberangkatan untuk rute domestik.

Sedangkan untuk rute internasional, selama 3 hari penutupan itu sebanyak 157 jadwal kedatangan dan 163 jadwal keberangkatan pesawat terpaksa dibatalkan.

Selain itu, pada Rabu 4 November 2015 sebanyak 5 jadwal penerbangan internasional terpaksa harus dialihkan ke Cengkareng dan Surabaya yakni Singapore Airlines, SQ-948 rute Singapura-Denpasar, AirAsia, AWQ-833 rute Bangkok-Denpasar, Garuda Indonesia GA-857 rute Hong Kong-Denpasar dan Emirates 398 rute Dubai-Denpasar yang semuanya dialihkan ke Cengkareng.

Satu penerbangan lainnya dialihkan ke Bandara Juanda di Surabaya yakni AirAsia 545 rute Perth-Denpasar. Tak hanya itu, sebanyak 3 pesawat terpaksa kembali ke bandara asal atau return to base (RTB) yakni KLM 835 rute Singapura-Denpasar, MXD-308 rute Kuala Lumpur-Denpasar dan AXM-374 rute Kuala Lumpur-Denpasar. (Nil/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya